Analisis Teknikal

IHSG & Rupiah Mengawali Pekan dengan Koreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 November 2018 20:49
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan pekan pertama dengan terkoreksi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan pekan pertama dengan terkoreksi, kembali bergerak di bawah 5.800. Hari ini, Senin (12/11/2018), aksi jual pelaku pasar masih berlanjut setelah rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) oleh Bank Indonesia (BI) akhir pekan lalu.

BI mengumumkan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal III-2018 tercatat sebesar US$ 8,8 miliar. Angka itu setara dengan 3,37% dari PDB.

Hal itu membuat IHSG dan rupiah sama-sama anjlok. IHSG berakhir di level 5.777,05 poin (-1,65%). Nilai transaksi tercatat Rp 6,7 triliun dengan investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 17 miliar di semua pasar. Merujuk data bursa, asing masih tercatat net sell sejak awal tahun sebesar Rp 48,05 triliun.

Data mengecewakan dari China mengurangi sentimen positif di Wall Street menyusul kemenangan Partai Demokrat di DPR. Asosiasi industri otomotif terkemuka di Negeri Tirai Bambu mengatakan bahwa penjualan otomotif turun 11,7% pada bulan lalu.

Hal itu menandai penurunan keempat berturut-turut secara bulanan. Perang dagang mulai berdampak kepada kedua negara.

Selain itu, penguatan yang terjadi pada dolar juga turut menekan rupiah. Hingga penutupan pukul 16:00 WIB sore ini, US$1 berada di Rp 14.810 di pasar spot. Rupiah melemah 0,89% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Mata uang garuda kembali tertekan kala dollar index (DXY), bergerak menguat dengan bergerak di level 97. Hal itu tidak terlepas dari kondisi benua biru yang kurang kondusif. Italia dilaporkan tetap bersikukuh pada kebijakan defisit anggaran di atas 2%, di mana Uni Eropa menentangnya.

Secara teknikal, IHSG cenderung bergerak menurun dalam pergerakan jangka pendeknya. Grafik perdagangan yang terbentuk adalah lilin hitam panjang (long black candle) yang memberikan sinyal akan penurunan lanjutan.
Sumber: Revinitif

Hal itu terlihat dari pergerakannya yang bergerak di bawah rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5).

Dalam jangka menengah, IHSG masih dalam pola bergerak menyamping (sideways), dengan level antara 5.700 hingga 6.000. Seiring terjadinya penurunan dalam dua hari perdagangannya, ada kemungkinan IHSG cenderung tertahan pada level 5.700 sebagai level penopang harga turun tidak lebih dalam (support).

Pergerakan yang menyamping menandakan bahwa perekonomian indonesia sedang dalam situasi yang penuh gejolak, baik dipengaruhi sentimen yang datang dari dalam maupun luar negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Pergerakan IHSG dan Rupiah Jelang Akhir Pekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular