
Akankah Rilis Data CAD Merenggut Mahkota Rupiah Besok?
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 November 2018 16:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dijadwalkan mengumumkan rilis terbaru Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III-2018 besok. Salah satu komponen yang ditunggu-tunggu adalah transaksi berjalan.
Maklum, komponen ini menjadi isu yang ditunggu oleh investor. Gambaran spesifik kinerja perekonomian bisa didapatkan dari rilis data ini. Informasi terkait neraca perdagangan barang dan jasa, neraca pendapatan primer hingga sekunder bisa didapatkan.
Ketika masing-masing variabel menghasilkan angka minus, memperbesar peluang terjadi defisit transaksi berjalan. Lantas apa dampaknya? Ketika defisit terjadi, artinya aliran valas yang keluar jauh lebih besar. Mata uang domestik tidak punya pijakan untuk menguat, sehingga menyebabkan terjadi depresiasi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang akrab dengan masalah ini. Sejak kuartal III-2011, merah putih belum lagi merasakan surplus transaksi berjalan.
Maklum, komponen ini menjadi isu yang ditunggu oleh investor. Gambaran spesifik kinerja perekonomian bisa didapatkan dari rilis data ini. Informasi terkait neraca perdagangan barang dan jasa, neraca pendapatan primer hingga sekunder bisa didapatkan.
Ketika masing-masing variabel menghasilkan angka minus, memperbesar peluang terjadi defisit transaksi berjalan. Lantas apa dampaknya? Ketika defisit terjadi, artinya aliran valas yang keluar jauh lebih besar. Mata uang domestik tidak punya pijakan untuk menguat, sehingga menyebabkan terjadi depresiasi.
Hingga periode kuartal II-2018, Indonesia mengalami defisit 3% dari Produk Domestik Bruto. Pada pengumuman besok, disebut-sebut defisit akan semakin dalam. Beberapa ekonom pun mengamini hal tersebut.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi, defisit transaksi berjalan akan berada di rentang 3,3-3,5%. Pendapat ini juga sejalan dengan ekonom Bank BCA David Sumual.
Sementara ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memperkirakan sekitar 3,3% dari PDB. Jika benar, defisit semakin dalam maka tren positif rupiah selama 4 hari ini akan berhenti besok.
Sejak awal pekan hingga hari ini, rupiah terapresiasi hampir 3%. Posisi rupiah pun telah semakin jauh dari level Rp 15.000 per dolar AS
Per pukul 15:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan pada level Rp 14.500 di pasar spot. Rupiah menguat 0,51 % dibandingkan perdagangan kemarin. Kondisi ini bahkan mengantarkan rupiah menjadi mata uang dengan nilai penguatan terbaik di kawasan.
NEXT
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi, defisit transaksi berjalan akan berada di rentang 3,3-3,5%. Pendapat ini juga sejalan dengan ekonom Bank BCA David Sumual.
Sementara ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memperkirakan sekitar 3,3% dari PDB. Jika benar, defisit semakin dalam maka tren positif rupiah selama 4 hari ini akan berhenti besok.
Sejak awal pekan hingga hari ini, rupiah terapresiasi hampir 3%. Posisi rupiah pun telah semakin jauh dari level Rp 15.000 per dolar AS
Per pukul 15:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan pada level Rp 14.500 di pasar spot. Rupiah menguat 0,51 % dibandingkan perdagangan kemarin. Kondisi ini bahkan mengantarkan rupiah menjadi mata uang dengan nilai penguatan terbaik di kawasan.
NEXT
Pages
Most Popular