Top! Rupiah Dibuka Rp 14.950/US$, Ditutup Rp 14.800/US$

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
06 November 2018 18:38
Top! Rupiah Dibuka Rp 14.950/US$, Ditutup Rp 14.800/US$
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu menguat cukup signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini. Cuaca Mendukung dari faktor global dan domestik jadi alasan mengapa rupiah begitu perkasa. 

Pada Selasa (6/11/2018), US$ 1 dibuka pada level Rp 14.950 di pasar spot atau menguat 0,16% dibandingkan perdagangan hari kemarin. Seiring berjalannya waktu, penguatan rupiah terus berlanjut hingga ditutup pada level Rp 14.800/US$ atau menguat 1,17%.  



Bahkan 2 jam sebelum pasar ditutup, rupiah sempat berada di bawah Rp 14.800/US$ atau tepatnya Rp 14.790/US$.  Tidak hanya terhadap dolar AS, rupiah pun ikut menguat terhadap sejumlah mata uang negara kawasan. Berikut data perdagangan kurs rupiah dengan beberapa negara di Asia hingga Eropa per pukul 16:27 WIB: 



Penguatan tertinggi rupiah terjadi pada mata uang yen Jepang yaitu 1,19%, diikuti ringgit Malaysia (1,17%) dan Dolar Singapura (1,09%). Sementara penguatan paling kecil terjadi pada mata uang dolar Australia yaitu 0,96%.

NEXT



Isu rujuknya AS-China masih mewarnai sentimen positif di global. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi-Jinping direncanakan akan bertemu di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Rencana pertemuan rencana diadakan pada sela-sela pertemuan negara-negara G-20.
 
Presiden Trump bahkan optimistis, jika pertemuan nanti akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
 
"Diskusi dengan China sangat baik. Kami berdua semakin dekat untuk mencapai sesuatu. Saya rasa kami akan mencapai kesepakatan dengan China, dan itu akan adil untuk semua," kata Trump kepada jurnalis di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
 
Statement ini ikut mendorong kepercayaan diri investor untuk memburu instrumen investasi di negara-negara berkembang, utamanya yang menawarkan imbal hasil menjanjikan seperti Indonesia.
 
Sejak Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate hingga 150 basis, instrumen investasi berpendapatan seperti obligasi pun semakin menggiurkan. Beberapa produk obligasi pemerintah seperti tenor 5, 10 dan 15 tahun pun jadi incaran investor hari ini.
 


Hal ini terlihat dari pergerakan yield/imbal hasil yang masing-masing tenor turun 4,3 dan 6 basis poin. Penurunan yield mengindikasikan aliran modal yang masuk ke obligasi karena harga obligasi yang naik akibat kenaikan permintaan. saat ini terjadi, maka jadi suntikan kekuatan bagi rupiah untuk menguat.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,17% Year-on-Year (YoY). Rilis ini memang lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal II-2018 sebesar 5,27% YoY.
 
Namun, angka ini melebihi konsensus pasar serta pencapaian di kuartal II-2017 masing-masing sebesar 5,14% dan 5,06% YoY.  
 
Fakta ini sepertinya yang lebih diperhatikan investor, terutama melihat pergerakan dua variabel utama pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu konsumsi dan investasi. Seperti yang diketahui, dua variabel ini adalah kontributor utama pembentuk PDB.
 
Tingkat konsumsi pada kuartal III-2018 tumbuh stabil di level 5%. Sementara investasi mampu tumbuh 6,96%, melebihi pencapaian di kuartal II-2018 yaitu 5,86%.
 
Di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu, keberhasilan pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi di level 5% jadi penilaian positif di mata investor. Hal ini memicu persepsi jika kedepannya pemerintah akan berhasil menjamin pertumbuhan ekonomi yang suistanable.
 
Kondisi ekonomi yang stabil, jadi pemicu investor untuk masuk ke pasar saham. Pada penutupan perdagangan hari ini, aliran modal asing bersih yang masuk hingga Rp 1,06 triliun.
 
Peredaran valas yang melimpah adalah tambahan amunisi bagi rupiah. Sang mata uang garuda pun mampu mengepakkan sayap tinggi dan berjaya terhadap mata uang global pada hari ini.
 
TIM RISET CNBC INDONESIA
 
 
 
 

(alf/dru) Next Article Mengintip Aksi Rupiah Sepekan yang Jadi Idola di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular