2019, Penerbitan Obligasi Ritel Bisa Rp 78 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
02 November 2018 17:34
Tahun ini penerbitan SBN mencapai Rp 39,09 triliun. Tahun depan targetnya naik dua kali.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan berniat menggandakan volume penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel dua kali lipat dari volume penerbitan tahun ini, yaitu menjadi Rp 78 triliun dari tahun ini yang dapat mencapai Rp 39,09 triliun. 

"Volumenya ingin kami tingkatkan. Inginnya demikian [dua kali lipat dari tahun ini] peningkatannya," ujar Direktur Strategi dan Portfolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Scenaider Clasein. H. Siahaan dalam wawancaranya di CNBC TV hari ini (2/11/18).

SeriKuponTenorJatuh tempoNilai penerbitan (Rp triliun)
SBR-0048.05%3 tahun20217,320
ORI-0158.25%3 tahun202123,378
SR-0105.90%3 tahun20218,400
ST-0028.30%2 tahun20201,000*
Jumlah39,098
*) Masih ditawarkan                                 Sumber: Diolah  

SBN ritel merupakan bagian dari penerbitan total SBN pemerintah yang memiliki dua jenis utama yaitu konvensional dan berprinsip syariah. Dari jenis konvensional, pemerintah rutin menerbitan obligasi negara ritel (ORI) dan obligasi tabungan ritel (saving bond retail/SBR). Untuk efek utang syariah ritel, pemerintah memiliki sukuk ritel (SR/Sukri) dan sukuk tabungan (ST). 

Pemerintah baru selesai memasarkan ORI-015 dengan dana raihan Rp 23,37 triliun empat hari yang lalu. ORI15 memberikan kupon 8,25% per tahun secara flat dengan tenor 3 tahun. 

SBR terakhir yang diterbitkan yaitu SBR-004 baru diterbitkan pada pertengahan September dengan dana raihan Rp 7,32 triliun. Efek utang yang dikunci pencairannya tersebut memberikan kupon 8,05% per tahun dengan tenor dua tahun dan memiliki fleksibilitas jika suku bunga acuan domestik naik. 

Untuk Sukri, penerbitan terakhir terjadi Maret tahun ini yaitu SR-010 dengan nilai penerbitan Rp 8,4 triliun dengan kupon 5,9% dan tenor tiga tahun.  

Pemerintah juga baru meluncurkan pemasaran sukuk tabungan seri 003 (ST-002) dengan target Rp 1 triliun. Kupon ST-002 tersebut ditawarkan pada 8,3% per tahun dengan tenor 2 tahun. 

Menurut Scenaider, pemerintah juga masih akan melihat frekuensi penerbitan SBN ritel tersebut karena masih tergantung kesanggupan penyerapan pasar. 

Dia juga menyatakan bahwa saat ini pemerintah berniat meluaskan penyebaran SBN ritel, terutama dengan merangkul lebih banyak agen penjual maupun mitra distribusinya (midis) tanpa memperbanyak varian produk yang sudah ada. 

Untuk metode penjualannya, dia mengatakan bahwa pemerintah dan midis masih terus mengembangkan teknologi sehingga semakin mudah diakses dan diaplikasikan pembelinya, terutama pembelian melalui gawai dan secara online. 

Investor Asing di SBN

Menurut dia, saat ini dan ke depannya pemerintah berharap dari pasar domestik untuk mengisi kekosongan akibat keluarnya arus dana (ouflow) investor asing akibat kondisi global yang kurang kondusif. 

Porsi kepemilikan investor asing per akhir Oktober 36,93%, turun dari posisi tertinggi yang pernah dicapai 41,48% pada 29 Januari 2018.  

Hal itu disampaikan Scenaider seiring dengan kondisi pasar SBN sekarang yang sudah dianggap merupakan titik keseimbangan (ekuilibrium) baru. "Memang begitu [ekuilibrium], dasar baru," ujarnya. 

Dia mengatakan hal tersebut mengingat pasar SBN saat ini sudah lebih baik dibandingkan momentum sebelum quantitative easing (QE) di AS pada akhir 2008.

Sore ini, tingkat imbal hasil (yield) seri FR0064 bertenor 10 tahun berada pada 8,4%, turun 11 basis poin (bps) dari posisi kemarin 8,52%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.  

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Terkait dengan wacana pemangkasan atau bahkan penghapusan pajak bunga obligasi pemerintah, Scenaider mengatakan bahwa formulanya masih dibahas Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pelaku pasar. 

"Kami inginnya level playing field yang sama, dan saat ini masalah kompleksivitasnya masih dibahas bersama-sama supaya hasilnya baik," ujarnya. 

Yield Obligasi Negara Acuan 2 Nov 2018
SeriBenchmarkYield 1 Nov 2018 (%) Yield 2 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.3128.25-6.20
FR0064 10 tahun8.5228.408-11.40
FR0065 15 tahun8.7938.677-11.60
FR0075 20 tahun8.9678.824-14.30
Avg movement-10.88
Sumber: Refinitiv 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular