
Mengawali November, Bursa Utama Asia Dibuka Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 November 2018 09:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat untuk mengawali bulan November: indeks Shanghai naik 0,55%, indeks Hang Seng naik 1%, indeks Straits Times naik 0,89%, dan indeks Kospi naik 0,27%. Tercatat, hanya indeks Nikkei yang dibuka melemah yakni sebesar 0,06%.
Optimisme investor datang dari Wall Street yang ditutup menguat signifikan pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,97%, S&P 500 melesat 1,08%, dan Nasdaq Composite meroket 2,31%.
Dengan berakhirnya bulan Oktober, maka periode yang sulit bagi Wall Street sudah berlalu. Sepanjang bulan lalu, indeks Dow Jones rontok 5,1%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq anjlok masing-masing sebesar 6,9% dan 9,2%.
Di sisi lain, ada2 risiko utama dari kawasan regional yang bisa membuat bursa saham Asia berguguran pada penutupan nanti. Pertama, lemahnya aktivitas manufaktur di China.
Kemarin (31/10/2018), Manufacturing PMI periode Oktober 2018 versi pemerintah China diumumkan di level 50,2, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Revinitif sebesar 50,6, seperti dikutip dari CNBC International.
Sebagai informasi, pada bulan September Manufacturing PMI China tercatat sebesar 50,8, juga lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 51,2.
Perang dagang dengan AS nampak sangat membebani aktivitas manufaktur di China. Pada 24 September silam, AS resmi memberlakukan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 200 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar.
Kedua, pada pagi hari ini angka final dari Nikkei Manufacturing PMI Jepang periode Oktober 2018 diumumkan sebesar 52,9, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 53,1.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Optimisme investor datang dari Wall Street yang ditutup menguat signifikan pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,97%, S&P 500 melesat 1,08%, dan Nasdaq Composite meroket 2,31%.
Dengan berakhirnya bulan Oktober, maka periode yang sulit bagi Wall Street sudah berlalu. Sepanjang bulan lalu, indeks Dow Jones rontok 5,1%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq anjlok masing-masing sebesar 6,9% dan 9,2%.
Kemarin (31/10/2018), Manufacturing PMI periode Oktober 2018 versi pemerintah China diumumkan di level 50,2, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Revinitif sebesar 50,6, seperti dikutip dari CNBC International.
Sebagai informasi, pada bulan September Manufacturing PMI China tercatat sebesar 50,8, juga lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 51,2.
Perang dagang dengan AS nampak sangat membebani aktivitas manufaktur di China. Pada 24 September silam, AS resmi memberlakukan bea masuk baru bagi importasi produk China senilai US$ 200 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk asal AS senilai US$ 60 miliar.
Kedua, pada pagi hari ini angka final dari Nikkei Manufacturing PMI Jepang periode Oktober 2018 diumumkan sebesar 52,9, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 53,1.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular