
Memulai Hari di Zona Merah, Bursa Saham Asia Ditutup Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 October 2018 17:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari di zona merah, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup menguat: indeks Nikkei melesat 1,45%, indeks Shanghai naik 1,02%, dan indeks Kospi menguat 0,93%. Sementara itu, indeks Hang Seng melemah 0,91% dan indeks Strait Times turun 0,51%.
Pada pagi hari, bursa saham regional tertekan seiring dengan perkembangan perang dagang AS-China yang kurang sedap. Kabar terbaru, AS siap menerapkan bea masuk baru kepada produk-produk China apabila pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak membuahkan hasil.
Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sudah mengonfirmasi bahwa keduanya akan melakukan pembicaraan di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) pada bulan depan.
Mengutip Reuters, sumber di lingkaran Gedung Putih mengungkapkan Washington sudah menyiapkan bea masuk baru sebagai skenario terburuk. Kemungkinan pengenaan bea masuk itu adalah untuk importasi produk-produk made in China senilai US$ 257 miliar seperti yang sering dikemukakan Trump.
Kemudian, sentimen negatif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari keputusan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk tidak kembali maju dalam pemilihan sebagai Ketua Umum Christian Democratic Union (CDU). Dirinya juga menyatakan akan mundur dari dunia politik setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai kanselir pada tahun 2021.
Asal tahu saja, Merkel merupakan tokoh yang amat penting bagi Uni Eropa. Tanpa kehadiran dirinya, Uni Eropa yang sudah rapuh sejak ditinggal Inggris bisa menjadi semakin rapuh. Apalagi, keputusan tersebut diumumkan Merkel kala permasalahan anggaran di Italia dan Prancis sedang memanas.
Namun, performa bursa saham regional pada akhirnya diselamatkan oleh positifnya rilis data ekonomi di Jepang. Pada pagi tadi, tingkat pengangguran per akhir September diumumkan sebesar 2,3%, di bawah konsensus yang sebesar 2,4%.
Lebih lanjut, ada angin segar yang datang dari Korea Selatan. Kemarin (29/10/2018), otoritas dan institusi keuangan disana mengumumkan bahwa mereka akan bekerjasama untuk membangkitkan pasar saham Korea Selatan yang terus saja melemah dengan membentuk pendanaan senilai KRW 500 miliar (US$ 439,1 juta) dan menyuntikannya ke pasar saham pada awal November.
Kim Yong-beom, Wakil Ketua dari Financial Services Commission mengatakan bahwa dana senilai KRW 300 miliar akan disuntikkan untuk saham-saham anggota indeks Kosdaq, sementara dana lainnya dengan nilai setidaknya KRW 200 miliar akan digunakan untuk berinvestasi di saham-saham anggota Kosdaq dan Kospi, seperti dikutip dari Pulse.
Terakhir, Wall Street yang diproyeksikan dibuka menguat memberikan semangat bagi investor untuk berburu instrumen berisiko seperti saham. Hingga sore hari, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penguatan sebesar 89 poin pada saat perdagangan dibuka nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 11 dan 31 poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Pada pagi hari, bursa saham regional tertekan seiring dengan perkembangan perang dagang AS-China yang kurang sedap. Kabar terbaru, AS siap menerapkan bea masuk baru kepada produk-produk China apabila pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak membuahkan hasil.
Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sudah mengonfirmasi bahwa keduanya akan melakukan pembicaraan di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) pada bulan depan.
![]() |
Kemudian, sentimen negatif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari keputusan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk tidak kembali maju dalam pemilihan sebagai Ketua Umum Christian Democratic Union (CDU). Dirinya juga menyatakan akan mundur dari dunia politik setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai kanselir pada tahun 2021.
Asal tahu saja, Merkel merupakan tokoh yang amat penting bagi Uni Eropa. Tanpa kehadiran dirinya, Uni Eropa yang sudah rapuh sejak ditinggal Inggris bisa menjadi semakin rapuh. Apalagi, keputusan tersebut diumumkan Merkel kala permasalahan anggaran di Italia dan Prancis sedang memanas.
Namun, performa bursa saham regional pada akhirnya diselamatkan oleh positifnya rilis data ekonomi di Jepang. Pada pagi tadi, tingkat pengangguran per akhir September diumumkan sebesar 2,3%, di bawah konsensus yang sebesar 2,4%.
Lebih lanjut, ada angin segar yang datang dari Korea Selatan. Kemarin (29/10/2018), otoritas dan institusi keuangan disana mengumumkan bahwa mereka akan bekerjasama untuk membangkitkan pasar saham Korea Selatan yang terus saja melemah dengan membentuk pendanaan senilai KRW 500 miliar (US$ 439,1 juta) dan menyuntikannya ke pasar saham pada awal November.
Kim Yong-beom, Wakil Ketua dari Financial Services Commission mengatakan bahwa dana senilai KRW 300 miliar akan disuntikkan untuk saham-saham anggota indeks Kosdaq, sementara dana lainnya dengan nilai setidaknya KRW 200 miliar akan digunakan untuk berinvestasi di saham-saham anggota Kosdaq dan Kospi, seperti dikutip dari Pulse.
Terakhir, Wall Street yang diproyeksikan dibuka menguat memberikan semangat bagi investor untuk berburu instrumen berisiko seperti saham. Hingga sore hari, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penguatan sebesar 89 poin pada saat perdagangan dibuka nanti malam, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 11 dan 31 poin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular