Ini 5 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Naik 10%-200%

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 October 2018 16:00
Di tengah kinerja negatif IHSG yang terkoreksi 0,9% di sepanjang pekan ini, ternyata ada beberapa saham perusahaan yang bernasib baik.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaDi tengah kinerja negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 0,9% di sepanjang pekan ini, ternyata ada beberapa saham perusahaan yang bernasib baik.

Tim Riset CNBC Indonesia telah mengumpulkan 5 saham yang mampu mencetak cuan paling tinggi dalam sepekan terakhir. Berikut ulasannya.

1. PT. Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO)
Saham perusahaan yang paling cuan pada pekan ini adalah PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO). Pada penutupan di akhir pekan, saham perusahaan tersebut berada di level Rp 760/saham. Dalam sepekan, harga saham perusahaan yang berfokus di bidang pengembangan properti ini, naik hingga 199,21%.
 

MPRO baru saja mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan tercatat sebagai emiten ke-41 tahun ini. Dan sejak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober lalu, harga saham perusahaan ini terus melesat, hingga saat ini naik mencapai 306,42%. 

MPRO merupakan perusahaan milik keluarga Tahir, di mana Jonathan Tahir tercatat memiliki 33,99% saham, lalu Dato' Sri Tahir memiliki 17% dan sejumlah anggota keluarga lainnya. Sementara publik memiliki 15,01% saham. 

Perseroan didirikan pada 2004 dengan kegiatan utama perseroan dan perusahaan anak saat ini difokuskan untuk pembangunan dan pengembangan properti multiguna, yaitu apartemen, pusat bisnis dan perbelanjaan dan kawasan industri.  

Beberapa proyek yang dikerjakan perseroan antara lain, The Khayangan di Solo, Simprug Signature di Jakarta Selatan, The Grand Maja di Banten, dan Tanjung Layar Beach Front di Makassar.

Perseroan beserta anak perusahaan, memiliki land bank lebih dari 300 Ha, yang akan dibangun dan dikembangkan bagi properti yang diperuntukan untuk berbagai tujuan (mixed-used), yaitu apartemen, town house, gedung perkantoran, dan shop houses/ritel. 

Karena kenaikannya yang begitu kencang, Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sedang mencermati pergerakan harga saham ini. Pasalnya kenaikan harga yang signifikan tersebut dinilai tidak wajar (unusual market activity/UMA). 

Bursa mengingatkan para investor diharapkan untuk mengamati penjelasan yang diberikan oleh perseroan atas permintaan bursa.

2. PT. Steadfast Marine Tbk (KPAL)
Harga saham perusahaan ini pada penutupan kemarin, berada di level Rp 510/saham. Perusahaan yang bergerak di desain, manufaktur, dan pengembangan kapal ini menguat hingga 26,24% dalam sepekan. Sebagai informasi, galangan kapal milik korporasi saat ini berlokasi di Sungai Kapuas.

Sejak pencatatan pada 8 Juni 2018 hingga akhir pekan lalu, harga saham KPAL sudah naik 161,54%. Perseroan berencana mengembangkan bisnis ke bidang perbaikan kapal, selain tetap mempertahankan bisnis utama mebuat kapal. Tahun ini perseroan menargetkan bisnis perbaikan kapal bisa berkontribusi sebesar Rp 10 miliar-Rp 15 miliar bagi pendapatan perseroan.

3. PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI)
Posisi berikutnya yaitu PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Harga saham perusahaan tersebut pada penutupan kemarin berada di level Rp 5.200/saham. Dalam sepekan, harga saham perusahaan yang bergerak dalam bisnis logistik ini menanjak hingga 19,54%. 

Sebagai informasi, perusahaan berfokus pada transportasi dan pelayanan logistik untuk produk yang terkait bidang energi. Masih sedikit infomasi yang bisa menjelaskan kenaikan sasham ini. 

Namun bulan lalu, TCPI mengumumkan rencana akuisisi PT Kanz Gemilang Utama (KGU) yang bergerak di bidang jasa pelayaran. Aksi tersebut diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sehubungan dengan pembelian seluruh saham KGU tersebut pada 18 September 2018. 

Menurut perseroan, aksi ini merupakan transaksi afiliasi dimana antara TCPI dan KGU dikendalikan oleh pihak yang sama dan juga berada di satu manajemen (sister company).  

Perseroan mengatakan bahwa rencana akuisisi tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut memiliki kontrak jangka panjang dan jumlah armada yang memadai. 

Perseroan juga menyebutkan bahwa langkah akuisisi ini merupakan bentuk ekspansi perusahaan secara anorganik. 

Selain ekspansi anorganik, perusahaan juga akan melakukan pengembangan dengan pengembangan pasar (market base) dan pengembangan jumlah kargo (cargo base). Perusahaan sedang menjajaki pekerjaan pengangkutan bahan tambang lain di luar batu bara di wilayah Indonesia bagian timur.

4. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB)
Selanjutnya ada PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Jumat kemarin, harga saham perusahaan ditutup pada level Rp 1.870/saham. Harga saham perusahaan yang berfokus dalam bidang manufaktur dan distribusi semen ini, naik hingga 11,31% selama sepekan ini. 

LafargeHolcim perusahaan asal Swiss, yang memegang kendali penuh atas Holcim Indonesia dengan menguasai 80,64% atau setara 6,18 miliar saham SMCB melalui anak usahanya, Holderfin B.V. Lafarge diberitakan akan melepas kepemilikannya, yang sudah santer sejak dua bulan lalu.

Terhitung sejak awal Juli 2018, harga saham SMBC tercatat naik nyaris 260%. Pada pekan ini, sejumlah perusahaan disebut-sebut sudah memasukkan penawaran untuk membeli kepemilikan saham SMCB.  

Nama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di urutan teratas yang menjadi kandidat terkuat yang sudah menyampaikan penawaran. Berdasarkan informasi yang berkembang di kalangan pelaku pasar, Semen Indonesia memasukkan nilai penawaran yang cukup tinggi, US$ 1,7 miliar hingga US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 25,5 triliun - Rp 28,5 triliun.  

Sementara itu, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dikabarkan menarik diri dari perlombaan untuk membeli kepemilikan saham Lafarge. Namun induk usahnya, Heidelberg dikabarkan masih melanjutkan proses penawaran.

5. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)
Terakhir, ada PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI). Harga saham perusahaan ini pada penutupan Jumat kemarin, berada di level Rp 163/saham. Sementara dalam sepekan, saham perusahaan yang berfokus manufaktur porselen ini menguat hingga 10,41%.
 

Pada awal Oktober ini, IKAI sudah mendapatkan persetujuan untuk melakukan right issue dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perseroan dikabarkan akan menerbitkan sebanyak 3,86 miliar lembar saham dengan nominal Rp 50 per lembar saham. 

Right issue tersebut akan dilaksanakan pada kuartal IV tahun 2018. Dari aksi korporasi tersebut IKAI berpotensi memperoleh dana segar sebanyak Rp 193 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan di segmen properti khususnya perhotelan. 

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular