Bursa Asia Berakhir di Zona Merah Jelang Akhir Pekan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
26 October 2018 15:50
Selain itu, pengamat pasar juga memperingatkan volatilitas akan terus berlanjut.
Foto: ist
Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa Asia mencatatkan penurunan pada hari Jumat (26/10/2018) karena ketegangan perdagangan dan kekhawatiran geopolitik membuat investor terus memantau rebound di Wall Street. Selain itu, pengamat pasar juga memperingatkan volatilitas akan terus berlanjut.

Pergerakan bursa sedikit lebih tenang di awal perdagangan setelah kacau selama satu minggu, di mana banyak terjadi penurunan tajam, dengan beberapa indeks menyentuh rekor terendah mereka dalam setahun seperti halnya sektor teknologi dan energi.

Tiga indeks utama New York mulai pulih dari penurunan dengan membukukan sedikit keuntungan, tetapi mereka masih tercatat turun dibandingkan penutupan Jumat lalu, di mana batas bawahnya belum ditemukan.

Analis mengatakan ada kekhawatiran bahwa pasar AS telah menyerah pada tekanan jual besar dan kuat, serta banyaknya volatilitas terjadi tahun ini berkat penguatan ekonomi domestik.

Namun, melansir AFP, para dealer di sana sekarang ini merasakan tekanan dari perang dagang China-AS dan meningkatnya suku bunga.

"Tidak seperti sell-off sebelumnya pada 2018 yang cenderung memukul satu atau dua sektor pada satu waktu, keluasan dari kejatuhan terbaru jauh lebih jelas karena juara kelas berat dari pasar AS-lah yang memimpin kejatuhan," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik di OANDA.

"Memang, penjualan ini sama sekali berbeda seperti di atas gunung-gunung risiko geopolitik, suku bunga AS yang meningkat dengan cepat dan tanpa ampun meremas kondisi keuangan." Tambahnya.

Dia mengatakan pasar melihat kenaikan intermiten karena pembelian murah dan "semua orang memperkirakan 2019 akan menjadi benar-benar berisiko".

Dan Con Michalakis, kepala bagian investasi di Statewide Super, mengatakan kepada Bloomberg TV: "Anda akan melihat lebih banyak volatilitas. Ini akan menjadi fitur lingkungan ini."

Tak Bertuan
Bursa Hong Kong turun 0,7% pada sore hari sementara Bursa Tokyo ditutup turun 0,4% dan Shanghai turun 0,2%. Bursa Singapura terkoreksi 1,4% dan Bursa Seoul anjlok 1,8%, Bursa Taipei turun 0,3% dan di Bangkok terkikis 0,5%.

Namun, Wellington naik sedikit lebih tinggi dan Manila tumbuh lebih dari 1%.

Perusahaan-perusahaan energi gagal mempertahankan kenaikan di awal perdagangan, ditutup bervariasi pada sore hari dan tetap di bawah tekanan karena harga minyak terus menurun dari harga tertinggi empat tahun mereka yang tercatat di awal bulan.

Penurunan harga terjadi karena permintaan global turun, selain itu data menunjukkan stok AS telah naik dan ada ketegangan yang panas dengan Arab Saudi akibat kematian seorang jurnalis. Para pelaku pasar juga prihatin dengan janji Riyadh untuk meningkatkan produksi guna menutupi kekurangan karena minyak mentah Iran terkena sanksi AS.

Bursa Eropa
Sementara itu, di Eropa diperdagangkan di posisi terendahnya dalam dua bulan terhadap dolar setelah rally singkat saat menghadapi komentar Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi untuk mengecilkan risiko terhadap prospek pertumbuhan zona euro.

"Tampaknya pasar tetap tidak yakin pada pandangan Draghi bahwa risiko terhadap prospek tetap 'seimbang secara luas'," kata Rodrigo Catril, ahli strategi valas senior di National Australia Bank.

"Secara teknis euro belum menemukan pijakan pasti dan tampaknya pasar ingin menguji titik terendah Agustus di US$ 1,1301 sebelum rebound material dapat terjadi."

Dolar juga mempertahankan kenaikan terhadap sterling, dengan tenggat waktu Brexit yang semakin dekat dan London dan Brussels masih jauh dari kesepakatan akhir.

"Tampaknya saat ini tidak ada berita adalah berita buruk untuk pound, jam terus berdetak dan politisi tetap tidak dapat menemukan solusi untuk kebuntuan Brexit," kata Catril.

Pada awal perdagangan Bursa London turun 0,8%, sementara Frankfurt dan Paris masing-masing anjlok lebih dari 1%.
(hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular