Analisis Teknikal

Bulan Depan, Rupiah Berpotensi Menguji Level Rp 15.600/US$

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
26 October 2018 15:21
Meskipun rupiah dalam 2 minggu terakhir bisa dibilang cukup stabil di Rp 15.140-15.265/US$, bukan tidak mungkin rupiah melemah lagi.
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun rupiah dalam 2 minggu terakhir bisa dibilang cukup stabil di Rp 15.140 - 15.265/US$, bukan tidak mungkin rupiah melemah lebih lanjut. Bahkan rupiah bisa saja menyentuh titik terlemahnya sepanjang sejarah.

Pergerakan Dolar Index, menunjukkan kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, patut menjadi perhatian. Penguatan dolar AS yang tercermin dari Dollar Index kerap mengakibatkan rupiah melemah. Namun ketika Dollar Index melemah, penguatan rupiah tidak seberapa bahkan cenderung ikut melemah.

Dari dalam negeri, transaksi berjalan (current account) pada triwulan II 2018 mengalami defisit 3,0% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi sejak kuartal II-2014. Ancaman defisit transaksi berjalan masih membayangi pada kuartal III-2018.

Lalu, ke mana rupiah akan bergerak selanjutnya? Tim Riset CNBC Indonesia membuat proyeksi arah rupiah secara teknikal. Berikut ini analisisnya.

Sumber: Revinitif

Secara teknikal, dolar AS cenderung lebih perkasa dibandingkan rupiah, hal ini diterangkan dalam grafik dolar terhadap rupiah yang mana arahnya bergerak naik 45 derajat (uptrend).

Dalam jangka menengah maupun pendek, rupiah masih cenderung melemah karena bergerak di atas garis rerata pergerakan harga selama 5 dan 20 hari (MA 5 dan MA 20) menurut indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).

Seiring kontinuitas pelemahan rupiah terhadap dolar tersebut, kami memprediksi beberapa level penting rupiah per 1 dolar USD yaitu Rp 14.550, Rp 14.900, Rp 15.250.Selanjutnya, kami memperkirakan rupiah berpotensi akan menguji level Rp 15.600 yang akan dicapai dalam jangka menengah.

Beberapa analis juga menyebut, penguatan greenback bisa menembus level maksimal Rp 15.500/US$.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, selama ketegangan perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut, bukan tidak mungkin rupiah menembus level Rp 15.500/US$.

"Proyeksi kami berada di rentang Rp 14.900/US$ - Rp 15.500/US$ sampai akhir tahun," kata David saat berbincang dengan CNBC Indonesia pekan lalu.

Menurut David, sumber masalah pelemahan rupiah tak hanya berasal dari faktor eksternal, melainkan juga dari kondisi ekonomi domestik. Salah satu indikatornya, yaitu defisit transaksi berjalan yang melebar.


TIM RISET CNBC INDONESIA




(aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular