
Bursa Saham Asia Kini Kompak melemah, Berikut Penjelasannya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 October 2018 10:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka menguat, bursa saham utama kawasan Asia kini justru kompak melemah seperti pada perdagangan kemarin (25/10/2018): indeks Nikkei turun 0,22%, indeks Hang Seng melemah 0,52%, indeks Strait Times anjlok 1,24%, dan indeks Kospi terpangkas hingga 1,81%.
Apa yang kami proyeksikan kini sudah mulai terbukti. Negatifnya data-data ekonomi di AS direspon negatif di bursa saham Benua Kuning. Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, terkontraksi 0,1% MoM.
Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Sekedar mengingatkan, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi yakni angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Kala itu, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.
Namun, pada perdagangan kemarin laju Wall Street diselamatkan oleh kenaikan harga saham-saham teknologi: harga saham Microsoft terbang 5,84%, Intel melejit 4,46%, Cisco Systems melambung 3,18%, dan Apple melonjak 2,19%.
Positifnya laporan keuangan Microsoft membuat sahamnya mendapat apresiasi tinggi dari investor. Pendapatan pada kuartal III-2018 tercatat US$ 29,08 miliar, cukup jauh di atas konsensus yang dihimpun Reuters yaitu US$ 27,9 miliar. Angka tersebut juga naik 18,5% secara YoY.
Kinerja Microsoft yang kinclong mendorong aksi borong terhadap saham-saham teknologi lainnya, yang pada akhirnya menyelamatkan wajah Wall Street.
Hingga berita ini diturunkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup tenang bertengger di zona hijau. IHSG menguat 0,26% ke level 5.770,01. Namun, investor sudah selayaknya berhati-hati. Tekanan dari bursa saham regional sangat mungkin membuat IHSG menipiskan penguatannya atau bahkan membuatnya berakhir di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Apa yang kami proyeksikan kini sudah mulai terbukti. Negatifnya data-data ekonomi di AS direspon negatif di bursa saham Benua Kuning. Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, terkontraksi 0,1% MoM.
Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Namun, pada perdagangan kemarin laju Wall Street diselamatkan oleh kenaikan harga saham-saham teknologi: harga saham Microsoft terbang 5,84%, Intel melejit 4,46%, Cisco Systems melambung 3,18%, dan Apple melonjak 2,19%.
Positifnya laporan keuangan Microsoft membuat sahamnya mendapat apresiasi tinggi dari investor. Pendapatan pada kuartal III-2018 tercatat US$ 29,08 miliar, cukup jauh di atas konsensus yang dihimpun Reuters yaitu US$ 27,9 miliar. Angka tersebut juga naik 18,5% secara YoY.
Kinerja Microsoft yang kinclong mendorong aksi borong terhadap saham-saham teknologi lainnya, yang pada akhirnya menyelamatkan wajah Wall Street.
Hingga berita ini diturunkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup tenang bertengger di zona hijau. IHSG menguat 0,26% ke level 5.770,01. Namun, investor sudah selayaknya berhati-hati. Tekanan dari bursa saham regional sangat mungkin membuat IHSG menipiskan penguatannya atau bahkan membuatnya berakhir di zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular