Rilis Data Ekonomi Perparah Keadaan, Bursa Asia 'Kebakaran'

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 October 2018 17:11
Bursa saham utama kawasan Asia 'kebakaran' pada perdagangan hari ini.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia 'kebakaran' pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei anjlok 3,72%, indeks Hang Seng turun 1,01%, indeks Strait Times melemah 0,63%, dan indeks Kospi meluncur turun 1,63%.

Sell-off di Wall Street berhasil ditransmisikan dengan baik ke bursa saham Benua Kuning. Pada dini hari tadi, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.

Ketakutan atas perlambatan perekonomian Negeri Paman Sam sukses menggerogoti Wall Street. Sinyal pertama datang dari rilis angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Angka ini merupakan yang terendah dalam 2 tahun terakhir.

Kemudian, sinyal perlambatan ekonomi AS juga datang dari publikasi Beige Book oleh The Federal Reserve yang menyebut bahwa dunia usaha mulai menaikkan harga akibat perang dagang dengan China. Tingginya bea masuk untuk importasi bahan baku dan barang modal asal China membuat dunia usaha semakin tidak bisa menahan untuk tidak menaikkan harga.

Beige Book adalah laporan The Fed yang merangkum hasil diskusi dengan para pelaku usaha di 12 negara bagian. Diskusi kali ini berlangsung sejak September hingga pertengahan Oktober 2018.

"Pabrik-pabrik melaporkan kenaikan harga barang jadi sudah tidak terhindarkan. Kenaikan ini disebabkan biaya yang lebih tinggi untuk impor bahan baku seperti baja yang terkait dengan kebijakan bea masuk," sebut laporan The Fed.

Belum lama ini, International Monetary Fund (IMF) sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2019 sebesar 0,2% menjadi 2,5%, dari yang sebelumnya 2,7%.

Selain potensi perlambatan ekonomi AS, sentimen eksternal yang menekan kinerja bursa saham Asia adalah kian panasnya hubungan antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi dan permasalahan rancangan anggaran pemerintah Italia dan Prancis.

Dari kawasan regional, rilis data ekonomi di Korea Selatan semakin membebani bursa saham Asia. Sepanjang kuartal-III 2018, perekonomian Korea Selatan diumumkan tumbuh sebesar 2% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 2,2% YoY.

Kemudian, ekspor Hong Kong periode September diumumkan sebesar 4,5% YoY, jauh melambat dibandingkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 13,1% YoY. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 4,8% YoY, juga di bawah capaian bulan Agustus yang sebesar 16,4% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular