
Tunggu Keputusan ECB, Bursa Eropa Dibuka Melemah
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
25 October 2018 15:23

London, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa merosot pada pembukaan Kamis (25/10/2018), meskipun kerugian tidak setajam pasar Asia atau di Wall Street kemarin, karena para pedagang menunggu pembaruan kebijakan dari Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ ECB).
Indeks acuan FTSE 100 London turun 0,8% menjadi 6.907,60 poin. Di zona euro, indeks DAX 30 di Frankfurt turun 0,8% menjadi 11.098,68 poin dan CAC 40 di Paris kehilangan 0,4% menjadi 4.933,95.
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ ECB) diperkirakan tidak akan banyak berubah pada pertemuannya pekan ini, meskipun ada potensi risiko di zona euro bangkit kembali. Bank sentral akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Kamis dengan konferensi pers dari Gubernur ECB Mario Draghi.
ECB tidak mengubah strategi komunikasinya apalagi stance kebijakannya meskipun di tengah kekhawatiran terkait Italia dan Brexit, serta pengetatan kondisi keuangan yang jelas di Amerika Serikat (AS) yang akhirnya bisa meluas ke Eropa.
Draghi masih belum mengonfirmasi apakah ECB pasti akan mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada akhir tahun ini. Ini adalah program pembelian obligasi besar, setelah krisis utang pada 2011 untuk merangsang inflasi dan meningkatkan pinjaman.
"ECB tampaknya bertekad untuk mengakhiri pembelian aset bersih dan pasti akan dilakukannya apapun yang terjadi," kata Florian Hense, seorang ekonom Berenberg di London.
"Jika data akan berubah jauh lebih buruk antara sekarang dan pertemuan 13 Desember (ECB). ECB mungkin akan menyesuaikan panduan suku bunga daripada meningkatkan pembelian aset bersih," tambah Hense. Ini berarti ECB akan menahan diri dalam pembelian obligasi dan memilih untuk memperlambat jumlah kenaikan suku bunga yang diprediksinya untuk masa depan.
Fokus di hari Kamis akan berada pada penilaian risiko global saat ini dan apakah ini diterjemahkan ke dalam perubahan kata-kata untuk komunikasi tertulis ECB.
Sementara itu, kebuntuan anggaran di Italia akan menjadi topik untuk diskusi pada konferensi pers. Draghi diharapkan untuk menekankan bahwa itu bukan kewajiban ECB untuk membantu masing-masing pemerintah.
Topik lain seharusnya adalah soal Brexit yang sedang berlangsung dan apakah suku bunga yang lebih tinggi dari bank sentral AS Federal Reserve akan mengarah pada pengetatan yang tidak diinginkan di zona euro.
(hps/hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Indeks acuan FTSE 100 London turun 0,8% menjadi 6.907,60 poin. Di zona euro, indeks DAX 30 di Frankfurt turun 0,8% menjadi 11.098,68 poin dan CAC 40 di Paris kehilangan 0,4% menjadi 4.933,95.
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ ECB) diperkirakan tidak akan banyak berubah pada pertemuannya pekan ini, meskipun ada potensi risiko di zona euro bangkit kembali. Bank sentral akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Kamis dengan konferensi pers dari Gubernur ECB Mario Draghi.
Draghi masih belum mengonfirmasi apakah ECB pasti akan mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada akhir tahun ini. Ini adalah program pembelian obligasi besar, setelah krisis utang pada 2011 untuk merangsang inflasi dan meningkatkan pinjaman.
"ECB tampaknya bertekad untuk mengakhiri pembelian aset bersih dan pasti akan dilakukannya apapun yang terjadi," kata Florian Hense, seorang ekonom Berenberg di London.
"Jika data akan berubah jauh lebih buruk antara sekarang dan pertemuan 13 Desember (ECB). ECB mungkin akan menyesuaikan panduan suku bunga daripada meningkatkan pembelian aset bersih," tambah Hense. Ini berarti ECB akan menahan diri dalam pembelian obligasi dan memilih untuk memperlambat jumlah kenaikan suku bunga yang diprediksinya untuk masa depan.
Fokus di hari Kamis akan berada pada penilaian risiko global saat ini dan apakah ini diterjemahkan ke dalam perubahan kata-kata untuk komunikasi tertulis ECB.
Sementara itu, kebuntuan anggaran di Italia akan menjadi topik untuk diskusi pada konferensi pers. Draghi diharapkan untuk menekankan bahwa itu bukan kewajiban ECB untuk membantu masing-masing pemerintah.
Topik lain seharusnya adalah soal Brexit yang sedang berlangsung dan apakah suku bunga yang lebih tinggi dari bank sentral AS Federal Reserve akan mengarah pada pengetatan yang tidak diinginkan di zona euro.
(hps/hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Most Popular