
Bursa Tokyo Anjlok 3,7%, Terburuk Dalam Tujuh Bulan
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
25 October 2018 14:46

Tokyo, CNBC Indonesia - Indeks Nikkei Tokyo jatuh lebih dari 3,7% pada Kamis (25/10/2018), terpengaruh oleh aksi jual besar-besaran di Wall Street yang membuat Hal ini membuat keuntungan yang diceatak sepanjang 2018 hilang.
Indeks acuan Nikkei 225 melemah 3,72%, atau 822,45 poin menjadi 21.268,73, sedangkan indeks Topix yang lebih luas kehilangan 3,10%, atau 51,15 poin, menjadi 1,600.92. Ini adalah penutupan terburuk untuk Nikkei dalam hampir tujuh bulan.
Indeks memulai hari di bawah tekanan jual yang kuat setelah AS jatuh. "Rasa ketidakpastian untuk prospek ekonomi global memicu kekhawatiran bahwa kekalahan pasar (di New York) akan mempengaruhi Asia," kata Okasan Online Securities dalam riset yang ditukukan untuk nasabah.
Investor menghadapi kenyataan bahwa ekspektasi kanaikan suku bunga AS muncul lagi dan akan meningkatkan biaya pinjaman. Ditambah lagi kecemasan jurnalis Washintong Post, Jamal Khashoggi, dan sengketa anggaran yang sedang berlangsung antara Italia dan Brussels.
Sebuah laporan data AS pada Rabu menunjukkan penjualan rumah jatuh ke kecepatan paling lambat dalam hampir dua tahun, sementara perkiraan dari perusahaan besar seperti AT&T, UPS dan Texas Instruments menunjukan kekecewaan.
Investor lebih waspada terhadap perang perdagangan AS-China yang mulai membebani pendapatan perusahaan AS.
"Kekacauan faktor-faktor buruk ini telah menyulitkan pasar dalam mengambil kesempatan untuk muncul," kata Makoto Sengoku, analis pasar di Tokai Tokyo Research Institute, dilansir dari AFP.
Penghindaran risiko melahirkan pembelian safe haven dari yen, dalam perkembangan negatif bagi eksportir Jepang.
Dolar berpindah tangan pada 112,01 yen terhadap 112,19 yen di New York pada Rabu sore.
"Pasar menunggu kesempatan untuk rebound teknis, tetapi sentimen investor tetap dalam pembekuan mendalam," kata Okasan.
"Tidak ada pergerakan yang terlihat untuk menjual saham lebih jauh. Sekarang, pasar ingin melihat arah saham AS pada malam ini," tambahnya.
Di antara perusahaan blue chip, Toyota kehilangan 2,68% menjadi 6.402 yen, sementara Sony jatuh 5,46% menjadi 5.869 yen
Uniqlo perusahaan fashion ritel cepat turun 4,94% menjadi 54.400 yen.
(hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Indeks acuan Nikkei 225 melemah 3,72%, atau 822,45 poin menjadi 21.268,73, sedangkan indeks Topix yang lebih luas kehilangan 3,10%, atau 51,15 poin, menjadi 1,600.92. Ini adalah penutupan terburuk untuk Nikkei dalam hampir tujuh bulan.
Indeks memulai hari di bawah tekanan jual yang kuat setelah AS jatuh. "Rasa ketidakpastian untuk prospek ekonomi global memicu kekhawatiran bahwa kekalahan pasar (di New York) akan mempengaruhi Asia," kata Okasan Online Securities dalam riset yang ditukukan untuk nasabah.
Sebuah laporan data AS pada Rabu menunjukkan penjualan rumah jatuh ke kecepatan paling lambat dalam hampir dua tahun, sementara perkiraan dari perusahaan besar seperti AT&T, UPS dan Texas Instruments menunjukan kekecewaan.
Investor lebih waspada terhadap perang perdagangan AS-China yang mulai membebani pendapatan perusahaan AS.
"Kekacauan faktor-faktor buruk ini telah menyulitkan pasar dalam mengambil kesempatan untuk muncul," kata Makoto Sengoku, analis pasar di Tokai Tokyo Research Institute, dilansir dari AFP.
Penghindaran risiko melahirkan pembelian safe haven dari yen, dalam perkembangan negatif bagi eksportir Jepang.
Dolar berpindah tangan pada 112,01 yen terhadap 112,19 yen di New York pada Rabu sore.
"Pasar menunggu kesempatan untuk rebound teknis, tetapi sentimen investor tetap dalam pembekuan mendalam," kata Okasan.
"Tidak ada pergerakan yang terlihat untuk menjual saham lebih jauh. Sekarang, pasar ingin melihat arah saham AS pada malam ini," tambahnya.
Di antara perusahaan blue chip, Toyota kehilangan 2,68% menjadi 6.402 yen, sementara Sony jatuh 5,46% menjadi 5.869 yen
Uniqlo perusahaan fashion ritel cepat turun 4,94% menjadi 54.400 yen.
(hps) Next Article Pertemuan AS-Korut Tak Ada Hasil, Bursa Tokyo Terkoreksi
Most Popular