Dibayangi Kasus Khashoggi, Bursa Asia Menghijau

Market - Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2018 09:06
Bursa saham utama kawasan Asia memulai hari di zona hijau. Foto: Ilustrasi Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia memulai hari di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,71%, indeks Strait Times naik 0,43%, indeks Hang Seng naik 0,22%, dan indeks Kospi naik 0,62%. Sementara itu, indeks Shanghai dibuka flat di level 2.594,75.

Kinclongnya kinerja sektor manufaktur di Jepang mendorong penguatan bursa saham Benua Kuning. Pada pagi hari ini, Flash Manufacturing PMI periode Oktober diumumkan sebesar 53,1, mengalahkan konsensus yang sebesar 52,6.

Sebagai informasi, data di atas 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara data di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur mengalami kontraksi.

Pada bulan Oktober, aktivitas manufaktur di Jepang mencatatkan ekspansi dan ekspansinya lebih kencang dibandingkan yang diharapkan pelaku pasar.

Kemudian kemarin, inflasi Hong Kong periode September tercatat sebesar 2,7% YoY, jauh melampaui capaian bulan Agustus yang sebesar 2,3% YoY. Tingginya angka inflasi mungkin merupakan sinyal bahwa permintaan barang-barang disana begitu tinggi sehingga kenaikan harga menjadi tak terhindarkan.

Di sisi lain, potensi ribut-ribut antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi menghantui penguatan yang kini sedang dinikmati oleh bursa saham regional.

Kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan keras mengenai masalah ini. Erdogan menyebut bahwa intel dan lembaga penegak hukum memiliki bukti bahwa pembunuhan Khashoggi merupakan sesuatu yang terencana.

"Badan intelijen dan lembaga penegak hukum memiliki bukti yang menunjukkan bahwa pembunuhan (Khashoggi) adalah terencana.... Menuduhkan kasus tersebut ke beberapa aparat penegak hukum dan anggota badan intelijen tidak akan memuaskan kami maupun komunitas internasional," papar Erdogan di hadapan parlemen Turki.

"Mulai dari pihak yang memberikan perintah, hingga pihak yang mengeksekusinya, mereka harus dibuat bertanggung jawab." Kata Erdogan lebih lanjut.

Trump pun sepertinya semakin menunjukkan kekecewaan dan kemarahan kepada Arab Saudi. Setelah pidato Erdogan, Trump menyatakan bahwa Arab Saudi mencoba menutupi kasus Khasshogi dengan buruk.

"Konsep awalnya sangat jelek, pelaksanaannya buruk, dan cara menutupinya juga salah satu yang paling payah sepanjang sejarah," tegas Trump kepada para jurnalis di Oval Office, dikutip dari Reuters.

Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak. Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.

Namun, bukan tak mungkin jika pada akhirnya Trump dipaksa bersikap luar biasa tegas terhadap sekutunya tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya

Bursa Asia Mayoritas Hijau, IHSG yang Jadi Juaranya


(ank/hps)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading