
Dipengaruhi Sentimen Domestik, Dolar AS Menguat ke Rp 15.190
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 October 2018 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,03% ke level Rp 15.180/dolar AS, kini rupiah terdepresiasi sebesar 0,03% ke level Rp 15.190/dolar AS di pasar spot. Pelemahan rupiah terjadi kala dolar AS sedang relatif lesu, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang melemah 0,02% ke level 95,942.
Bisa dikatakan, pelemahan rupiah didominasi oleh sentimen dalam negeri. Pelaku pasar nampak masih merespon negatif keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia bahwa bank sentral akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
Dengan ditahannya suku bunga acuan, praktis tak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menopang penguatan rupiah. Di sisi lain, potensi pelemahan rupiah lebih lanjut memang masih ada, seiring dengan masih panasnya tensi geopolitik antara AS dengan Saudi Arabia dan potensi membengkaknya defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III dan IV. Bahkan, potensi pelebaran CAD pada kuartal-III diamini oleh BI.
"Ekspor agak lemah, pertumbuhan akselerasi impor meningkat ini membuat current account di kuartal III, ditambah harga minyak yang tinggi," kata Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara, Selasa (23/10/2018).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS
Bisa dikatakan, pelemahan rupiah didominasi oleh sentimen dalam negeri. Pelaku pasar nampak masih merespon negatif keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia bahwa bank sentral akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
Dengan ditahannya suku bunga acuan, praktis tak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa menopang penguatan rupiah. Di sisi lain, potensi pelemahan rupiah lebih lanjut memang masih ada, seiring dengan masih panasnya tensi geopolitik antara AS dengan Saudi Arabia dan potensi membengkaknya defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III dan IV. Bahkan, potensi pelebaran CAD pada kuartal-III diamini oleh BI.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Belum Berhenti Menguat, Rupiah Tembus 13.500-an Per Dolar AS
Most Popular