
Analisis Teknikal
IHSG Berpotensi Menguat, Meskipun Tekanan Eksternal Berlanjut
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 October 2018 08:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirkan akan bergerak dengan kecenderungan menguat dalam kisaran 5.789 hingga 5.862. Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Meskipun mengalami pelemahan dalam 2 hari perdagangan terakhir, IHSG masih mampu mencatatkan penguatan secara mingguan. Tercatat IHSG menguat 1,4% secara point-to-pointpada minggu kemarin.
Pada awal minggu kenaikan IHSG didorong membaiknya Neraca Perdagangan Internasional Indonesia. Nilai impor tercatat tumbuh 14,18% (tahunan/YoY), sedangkan ekspor tumbuh 1,7% YoY dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia mampu mencatat surplus US$ 227 juta, ini menjadikan surplus perdagangan pertama sejak Juni 2018.
Membaiknya ekonomi dalam negeri tidak didukung oleh kondisi global yang kondusif. Salah satunya dipengaruhi sentimen negatif dari The Federal Reserve/the Fed, rilis notulensi rapat (minutes of meeting) the Fed edisi September 2018, The Fed menyatakan masih tetap pada jalur kenaikan suku bunga alias hawkish. Hal ini berpotensi memperkuat instrumen mata uang dolar AS dan membuat mata uang negara lain terganggu dan melemah.
Berdasarkan analisis pergerakan, potensi IHSG menguat pada hari ini tetap terbuka, pasalnya pada perdagangan kemarin, indeks ditutup dengan pola bintang pagi cerah (morning star), pola tersebut terbentuk karena indeks mengakhiri perdagangan lebih tinggi dari level pembukaannya. Pola tersebut juga memberikan sinyal berbalik arah menuju kenaikan.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, IHSG masih dalam tren menguat secara jangka pendek. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya melewati garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA 5) secara mulus. Namun secara jangka menengah, gagalnya IHSG menembus MA 20, membuat IHSG masih rawan akan penurunan.
Jika faktor global kondusif, bukan tidak mungkin IHSG akan menguat, hal ini terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang masih membentuk persilangan emas (golden cross), yang menunjukan arah cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Meskipun mengalami pelemahan dalam 2 hari perdagangan terakhir, IHSG masih mampu mencatatkan penguatan secara mingguan. Tercatat IHSG menguat 1,4% secara point-to-pointpada minggu kemarin.
Pada awal minggu kenaikan IHSG didorong membaiknya Neraca Perdagangan Internasional Indonesia. Nilai impor tercatat tumbuh 14,18% (tahunan/YoY), sedangkan ekspor tumbuh 1,7% YoY dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia mampu mencatat surplus US$ 227 juta, ini menjadikan surplus perdagangan pertama sejak Juni 2018.
Berdasarkan analisis pergerakan, potensi IHSG menguat pada hari ini tetap terbuka, pasalnya pada perdagangan kemarin, indeks ditutup dengan pola bintang pagi cerah (morning star), pola tersebut terbentuk karena indeks mengakhiri perdagangan lebih tinggi dari level pembukaannya. Pola tersebut juga memberikan sinyal berbalik arah menuju kenaikan.
![]() |
Jika faktor global kondusif, bukan tidak mungkin IHSG akan menguat, hal ini terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang masih membentuk persilangan emas (golden cross), yang menunjukan arah cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular