
Ancaman Trump di Turki Tekan Harga Obligasi Pemerintah
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
19 October 2018 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah mulai terkoreksi kembali pada perdagangan hingga siang ini, setelah kasus Jamal Khasoggi memasuki episode baru di mana ancaman Trump mulai membuat khawatir pelaku pasar global.
Data Revinitif menunjukkanterkoreksinya harga surat utang negara (surat berharga negara/SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling terkoreksi adalah seri 5 tahun dengan kenaikan yield 5 basis poin (bps) menjadi 8,59%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga terkoreksi yaitu seri 10 tahun dan 15 tahun dengan kenaikan yield masing-masing 3 bps dan 1 bps menjadi 8,59% dan 8,82%.
Seri acuan lain yaitu seri 20 tahun masih menguat dengan penurunan yield 2 bps menjadi 8,98%.
Penguatan tersebut membuat posisi yield FR0075 itu meninggalkan level psikologis 9%.
Koreksi pasar efek utang rupiah pemerintah hari ini terjadi setelah Trump menebar ancaman pada Arab Saudi jika nantinya benar wartawan Washington Post, Khasoggi, dimutilasi dan dibunuh, seperti diberitakan pada surat kabar lokal Turki.
Khasoggi diketahui masuk ke dalam konsulat Arab Saudi di Turki dan tidak pernah keluar lagi.
Ancaman Trump menakuti pelaku pasar terkait dengan potensi embargo minyak terhadap Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Sentimen lain adalah masih berpengaruhnya risalah rapat FOMC yang menunjukkan nada agresif dari bank sentral AS terhadap kebijakan suku bunga acuan ke depannya.
Sumber: Revinitif
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 541 bps, melebar dari posisi kemarin 534 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun tipis hingga 3,17% dari kemarin 3,2%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 848,65 triliun SBN, atau 37,04% dari total beredar Rp 2.291 triiliun per 17 Oktober.
Angka kepemilikannya masih negatif Rp 2,2 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, tetapi persentasenya masih naik dari posisi akhir September 36,89%.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,06% menjadi 5.841 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,12% menjadi Rp 15.210 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang turun 0,06% menjadi 95,959
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Data Revinitif menunjukkanterkoreksinya harga surat utang negara (surat berharga negara/SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Seri acuan yang paling terkoreksi adalah seri 5 tahun dengan kenaikan yield 5 basis poin (bps) menjadi 8,59%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Seri acuan lain juga terkoreksi yaitu seri 10 tahun dan 15 tahun dengan kenaikan yield masing-masing 3 bps dan 1 bps menjadi 8,59% dan 8,82%.
Seri acuan lain yaitu seri 20 tahun masih menguat dengan penurunan yield 2 bps menjadi 8,98%.
Penguatan tersebut membuat posisi yield FR0075 itu meninggalkan level psikologis 9%.
Koreksi pasar efek utang rupiah pemerintah hari ini terjadi setelah Trump menebar ancaman pada Arab Saudi jika nantinya benar wartawan Washington Post, Khasoggi, dimutilasi dan dibunuh, seperti diberitakan pada surat kabar lokal Turki.
Khasoggi diketahui masuk ke dalam konsulat Arab Saudi di Turki dan tidak pernah keluar lagi.
Ancaman Trump menakuti pelaku pasar terkait dengan potensi embargo minyak terhadap Arab Saudi, produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Sentimen lain adalah masih berpengaruhnya risalah rapat FOMC yang menunjukkan nada agresif dari bank sentral AS terhadap kebijakan suku bunga acuan ke depannya.
Yield Obligasi Negara Acuan 19 Oct 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 18 Okt 2018 (%) | Yield 19 Oct 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 8.436 | 8.491 | 5.50 |
FR0064 | 10 tahun | 8.557 | 8.592 | 3.50 |
FR0065 | 15 tahun | 8.808 | 8.823 | 1.50 |
FR0075 | 20 tahun | 9.009 | 8.989 | -2.00 |
Avg movement | 2.13 |
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 541 bps, melebar dari posisi kemarin 534 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun tipis hingga 3,17% dari kemarin 3,2%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 848,65 triliun SBN, atau 37,04% dari total beredar Rp 2.291 triiliun per 17 Oktober.
Angka kepemilikannya masih negatif Rp 2,2 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, tetapi persentasenya masih naik dari posisi akhir September 36,89%.
Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,06% menjadi 5.841 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,12% menjadi Rp 15.210 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS seiring seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang turun 0,06% menjadi 95,959
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%
Most Popular