Bursa Global Kurang Kondusif, IHSG Sesi I Terkoreksi 0,06%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 October 2018 12:53
Pelemahannya kemudian bertambah hingga menyentuh level 5.796 (-0,83%) pada awal perdagangan, kemudian bergerak menguat hingga sesi I ditutup dekat zona hijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi bursa Amerika Serikat (AS) dan bursa utama Asia yang berguguran membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup melemah 0,06% ke level 5.841.

IHSG mengawali perdagangan pagi dengan pelemahan cukup dalam mengekor bursa utama global, dibuka turun (gap down) 0,6% ke level 5.810, pelemahannya kemudian bertambah hingga menyentuh level 5.796 (-0,83%) pada awal perdagangan, kemudian bergerak menguat hingga sesi I ditutup mendekati zona hijau.

Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 2,5 triliun, dengan investor asing mencatatkan net sell Rp 123 miliar. Adapun saham-saham yang paling banyak dijual asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) Rp 37 miliar, PT United Tractors (UNTR) Rp 28 miliar, PT Bank Central Asia (BBCA) Rp 20 milar dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI) 15 miliar.

Sektor berkapitalisasi cukup besar seperti konsumer terpantau turun 0,74 dengan sumbangan 9 poin penurunan, sedangkan sektor yang paling memberikan penguatan adalah aneka industri dengan sumbangan 7 poin penguatan.

Sentimen negatif yang mendorong pelemahan IHSG masih dipengaruhi faktor global. R
ilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi September 2018 memperlihatkan semakin terang-benderang bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap.

Pelaku Pasar AS menganggap kenaikan suku bunga akan memberatkan mereka dalam hal kredit perbankan, sehingga berpotensi memlperambat pertumbuhan ekonomi.

Sementara dari Asia, ekonomi China tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal ketiga tahun ini yang berpotensi menghambat kenaikan bursa saham benua kuning, ekonomi China tumbuh 6,5% secara tahunan (year-on-year/ yoy) di kuartal ketiga tahun ini atau lebih rendah dari 6,6% yang diperkirakan para analis dalam survei Reuters. Angka itu juga lebih rendah dari 6,7% yang dicapai di kuartal sebelumnya, CNBC International melaporkan.

Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Chart: Revinitif

Pada sesi ke-2, kami memperkirakan IHSG akan ditutup menguat pada zona hijau. Adapun grafik yang tergambar berbentuk bullish harami, yang menggambarkan IHSG berpotensi naikDengan rentang pergerakannya 5.825 hingga 5.865, perhitungan tersebut berdasarkan deret fibonacci retrachment yang kami terapkan pada grafik.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular