
Mayoritas Bursa Asia di Zona Merah, IHSG Sesi I Turun 0,66%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
18 October 2018 12:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada siang hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I terpantau ditutup melemah 0,66% ke level 5.829. Investor asing di pasar reguler tercatat masih melakukan beli bersih (net buy) meskipun jumlahnya kecil Rp 2,2 miliar dari total nilai transaksi bursa Rp 2,6 triliun hingga siang ini.
Investor asing tercatat masih net sell senilai Rp 56 triliun hingga tahun berjalan. Adapun saham paling banyak diburu asing adalah, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp 36 miliar, PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) Rp 28 miliar, PT Astra International (ASII) Rp 7,6 miliar.
Sentimen negatif yang mendorong pelemahan IHSG antara lain, Perang dagang yang masih berkecamuk. China dilaporkan memangkas kepemilikan surat utang atau treasury US pada bulan Agustus sekitar US$ 6 miliar, level terendah sejak Juni 2017. Kepemilikan Cina atas surat utang dan obligasi pada angka US$ 1,165 triliun, dari $ 1,171 triliun pada Juli, menurut data US Treasury.
Kemudian Wall Street yang subuh tadi terkoreksi juga menjadi salah satu pemicu jatuhnya bursa utama Asia. Rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi September 2018 yang memperlihatkan semakin terang-benderang bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap.
Hal ini memicu perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) bahkan hampir seluruh dunia karena langkahnya berpotensi diikuti. Pelaku Pasar AS menganggap kenaikan suku bunga akan memberatkan mereka dalam hal kredit perbankan, sehingga berpotensi menhambat pertumbuhan ekonomi.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Pada sesi ke-2, kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Meskipun grafik yang tergambar berbentuk lilin hitam pendek (short black candle), yang menggambarkan IHSG berpotensi turun, namun sifatnya kurang kuat.
IHSG mengawali perdagangan pagi dengan pelemahan cukup dalam, dibuka turun (gap down) 0,32% ke level 5.850, pelemahannya kemudian bertambah pada pukul 11:50 WIB hingga menyentuh level 5.828 (-0,7%), hingga berakhir di sesi I pada zona merah.
Selanjutnya, IHSG berpotensi bergerak pada rentang 5.819 hingga 5.850, perhitungan tersebut berdasarkan deret fibonacci retrachment yang kami terapkan pada grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Investor asing tercatat masih net sell senilai Rp 56 triliun hingga tahun berjalan. Adapun saham paling banyak diburu asing adalah, saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Rp 36 miliar, PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) Rp 28 miliar, PT Astra International (ASII) Rp 7,6 miliar.
Sentimen negatif yang mendorong pelemahan IHSG antara lain, Perang dagang yang masih berkecamuk. China dilaporkan memangkas kepemilikan surat utang atau treasury US pada bulan Agustus sekitar US$ 6 miliar, level terendah sejak Juni 2017. Kepemilikan Cina atas surat utang dan obligasi pada angka US$ 1,165 triliun, dari $ 1,171 triliun pada Juli, menurut data US Treasury.
Hal ini memicu perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) bahkan hampir seluruh dunia karena langkahnya berpotensi diikuti. Pelaku Pasar AS menganggap kenaikan suku bunga akan memberatkan mereka dalam hal kredit perbankan, sehingga berpotensi menhambat pertumbuhan ekonomi.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Pada sesi ke-2, kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Meskipun grafik yang tergambar berbentuk lilin hitam pendek (short black candle), yang menggambarkan IHSG berpotensi turun, namun sifatnya kurang kuat.
IHSG mengawali perdagangan pagi dengan pelemahan cukup dalam, dibuka turun (gap down) 0,32% ke level 5.850, pelemahannya kemudian bertambah pada pukul 11:50 WIB hingga menyentuh level 5.828 (-0,7%), hingga berakhir di sesi I pada zona merah.
Selanjutnya, IHSG berpotensi bergerak pada rentang 5.819 hingga 5.850, perhitungan tersebut berdasarkan deret fibonacci retrachment yang kami terapkan pada grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular