Sempat Tertunda, Wika Realty akan IPO pada Kuartal I-2019

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 October 2018 17:44
WIKA baru menyuntikkan modal ekuitas Rp 1,44 triliun ke Wika Realty pada April, berdekatan dengan momentum penawaran IPO yang pernah dilakukan pada awal tahun
Foto: Dirut Wika Tumiyana (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wika Realty, anak usaha properti dari BUMN konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), akan masuk ke bursa saham pada kuartal I-2019 dengan mengincar dana sekitar Rp 2,5 triliun. 

"Setelah IPO, target aset Wika Realty adalah Rp 10 triliun, sehingga dengan porsi pelepasan saham 20%-25%, maka nilai dana IPO ya sekitar Rp 2,5 triliun itu," ujar Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih dalam kunjungannya ke CNBC Indonesia hari ini (17/10/18). 

Dia mengatakan anak usahanya itu akan menggunakan laporan keuangan Desember, sehingga memiliki jendela waktu penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) hingga Juni 2019.

Menurut Tumiyono, WIKA baru menyuntikkan modal ekuitas Rp 1,44 triliun kepada Wika Realty pada April, berdekatan dengan momentum penawaran IPO yang pernah dilakukan pada awal tahun ini tetapi kemudian ditunda karena kondisi pasar yang kurang kondusif.  

Saat itu, dengan menawarkan 12,51 miliar saham dan menetapkan target raihan dana Rp 2,4 triliun-Rp 3,19 triliun, Wika Realty sudah menggelar paparan publik untuk menawarkan sahamnya kepada calon investor.

Namun, prosesnya berhenti.
 Wika Realty, lanjutnya, akan mengandalkan bisnis dari pengembangan empat daerah persinggahan kereta api (transit oriented development/TOD) yang akan efektif menjelang beroperasinya kereta api cepat Bandung-Jakarta pada 2021. 

Dari beroperasinya proyek kereta cepat dan TOD, lanjutnya, Grup Wika mengincar pendapatan Rp 360 triliun per tahun.  

Grup Wika akan mengembangkan empat TOD kereta cepat Bandung-Jakarta yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegaluar.  

Wika Optimistis
Direktur Utama Wika Tumiyono menyatakan optimistis proyek kereta cepat dan proyek infrastruktur pemerintah lain akan tetap berjalan meskipun harus melalui tahun politik 2019. 

"Saat ini edukasi politik sudah baik. Semua ingin damai, siapapun pilihannya tahun depan. Apalagi anak muda jaman sekarang yang sudah memilih pilihannya dalam hati, siapapun itu, pasti akan meneruskan yang baik-baik. Barang (proyek) baik pasti akan dilanjutkan, paling parah diganti nama saja." 

Optimisme Tumiyono juga tercermin dari proyeksi kinerja operasional dan finansial perseroan.  

Dia masih optimistis perseroan dapat melewati target kontrak baru sepanjang 2018 Rp 58 triliun mengingat kontrak baru per September sudah Rp 25,32 triliun.  

Optimisme itu dipicu alasan alami bahwa kontrak baru perseroan akan banyak rampung pada kuartal III dan IV setiap tahunnya. Sebagai perusahaan konstruksi, tuturnya, perseroan lumrah baru merasakan arus kas positif pada kuartal III dan IV setiap tahunnya.  

Dia juga menyatakan optimistis laba bersih perseroan dapat menembus Rp 1 triliun pada kuartal III-2019 dengan perkembangan kinerja operasional emiten. 

Hingga akhir semester I-2019, perseroan sudah membukukan pendapatan Rp 12,97 triliun serta laba bersih Rp 517,25 miliar. Menurut dia, ke depannya perseroan akan fokus pada tiga bidang utama yaitu energi, infrastruktur, dan properti.  

Di sisi energi, perseroan akan fokus pada pengadaan storage tank untuk BBM dengan nilai proyek di atas Rp 3 triliun di beberapa titik di Jawa dan kawasan Timur Indonesia. 

Pengembangan pelabuhan dan bandara juga akan difokuskan perseroan untuk bisnis infrastruktur, di mana akan menyumbangkan pertumbuhan margin yang cukup besar dibandingkan dengan bisnis lain. 

Lalu, untuk bisnis propertinya, perseroan akan mengandalkan pengembangan TOD kereta cepat. Terkait dengan kinerja saham, dia optimistis posisi harga saham Wika saat ini belum mencerminkan posisi perusahaan dan kekuatan perusahaan terkini di mana sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya dan dibanding pesaingnya. 

Menurut dia, harga saham perseroan saat ini Rp 1.270/saham sudah terlalu murah dan harga pasar yang wajar dengan kondisi sekarang adalah Rp 3.000/saham.
(irv/hps) Next Article Fitch Sebut Kinerja WIKA Kurang Memuaskan, Harga Saham Landai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular