Ini Ciri-ciri Perusahaan yang Rentan dengan Gejolak Rupiah

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
17 October 2018 14:27
Pasalnya perusahaan juga berat menaikan harga jual produk karena persaingan dengan kompetitor perusahaan sejenis.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengatakan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai dapat mempengaruhi kinerja berbagai perusahaan.

Head of Financial Institution Rating Division Pefindo Hendro Utomo mengatakan potensi yang akan dialami oleh perusahaan tersebut yakni peningkatan biaya produksi dan menurunkan laba serta marjin profitabilitas. Pasalnya perusahaan juga berat menaikan harga jual produk karena persaingan dengan kompetitor perusahaan sejenis.

"Pelemahan rupiah juga akan meningkatkan nilai utang dan bunga yang harus dibayar bagi perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing, sehingga berdampak pada penurunan laba bersih," ujarnya di Gedung Panin Tower, Rabu (17/10/18).

"Resiko gagal bayar juga akan meningkat bila utang yang akan jatuh tempo belum dilindung nilai," tambahnya.

Hendro menambahkan ada beberapa karakteristik perusahaan yang cukup mengalami dampak dari pelemahan rupiah tersebut.

Pertama, yakni perusahaan yang memiliki sebagian besar bahan baku yang diimpor dan sebagian besar pendapatan berasal dari lokal misalnya di sektor farmasi, makanan dan minuman hingga sektor yang menggunakan bahan baku dari plastik.

Selanjutnya, perusahaan yang memiliki barang dagang yang diimpor dan pendapatan dalam rupiah, contohnya di sektor ritel barang impor, sektor perdagangan dan distribusi handphone.

"Kedua perusahaan yang sebagian besar barang modal diimpor dan pendapatan dalam rupiah misalnya sektor konstruksi dan ketenagalistrikan. Ketiga perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing namun tidak ada lindung nilai sedangkan pendapatan sebagian besar dalam rupiah," ujar Hendro.

Suku Bunga
Lebih lanjut Pefindo juga melihat karakteristik perusahaan yang akan terdampak akibat kenaikan suku bunga terutama di sektor properti.

Kenaikan suku bunga dinilai mempengaruhi permintaan properti terutama di sektor residensial yang menggunakan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dan ikut berdampak pada pra penjualan (marketing sales).

Selain itu, perusahaan yang memiliki sebagian besar utang dengan tingkat suku bunga mengambang akan mengalami kenaikan biaya bunga. "Selanjutnya yang terdampak yakni perusahaan yang memiliki keperluan pembiayaan kembali atas utangnya (refinancing) yang akan berpotensi memiliki suku bunga yang lebih tinggi," tambahnya.
(hps/hps) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular