
Kuatnya Data Ekonomi Tak Mampu Menopang Bursa Saham Asia
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 October 2018 17:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei turun 1,87%, indeks Shanghai turun 1,49%, indeks Hang Seng turun 1,38%, indeks Strait Times turun 0,76%, dan indeks Kospi turun 0,77%.
Positifnya data ekonomi tak mampu membawa bursa saham Benua Kuning ke zona hijau. Pada hari Jumat lalu (12/10/2018), perekonomian Negeri Singa diumumkan tumbuh sebesar 2,6% YoY sepanjang kuartal-III 2018, mengalahkan konsensus yang sebesar 2,5% YoY. Masih pada hari yang sama, penjualan barang-barang ritel periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 2,5% MoM, jauh membaik dibandingkan capaian bulan Juli yakni penurunan sebesar 2,7% MoM.
Kemudian di Korea Selatan, tingkat pengangguran periode September diumumkan turun ke level 4%, dari yang sebelumnya 4,2% pada bulan Agustus. Pada hari ini, industrial production di Jepang periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 0,2% YoY, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 1,4% YoY.
Memang, appetite dari investor untuk masuk ke bursa saham belum terlalu tinggi. Hal ini bisa diamati dari pergerakan intraday di Wall Street pada hari Jumat lalu (12/10/2018). Walaupun indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq masing-masing menguat sebesar 1,15%, 1,42%, dan 2,29% untuk menutup pekan, ketiga indeks saham tersebut sempat merelakan penguatan yang sudah dicapai pada sesi awal perdagangan, sebelum kemudian melesat lagi.
Lebih lanjut, pada hari Jumat lalu indeks dolar AS menguat sebesar 0,23%, menandakan bahwa instrumen safe haven masih menjadi primadona bagi investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Positifnya data ekonomi tak mampu membawa bursa saham Benua Kuning ke zona hijau. Pada hari Jumat lalu (12/10/2018), perekonomian Negeri Singa diumumkan tumbuh sebesar 2,6% YoY sepanjang kuartal-III 2018, mengalahkan konsensus yang sebesar 2,5% YoY. Masih pada hari yang sama, penjualan barang-barang ritel periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 2,5% MoM, jauh membaik dibandingkan capaian bulan Juli yakni penurunan sebesar 2,7% MoM.
Kemudian di Korea Selatan, tingkat pengangguran periode September diumumkan turun ke level 4%, dari yang sebelumnya 4,2% pada bulan Agustus. Pada hari ini, industrial production di Jepang periode Agustus diumumkan tumbuh sebesar 0,2% YoY, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 1,4% YoY.
Lebih lanjut, pada hari Jumat lalu indeks dolar AS menguat sebesar 0,23%, menandakan bahwa instrumen safe haven masih menjadi primadona bagi investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular