Sepekan Rupiah Depresiasi 0,16%, Terburuk Ketiga di ASEAN

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 October 2018 08:04
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah sepanjang perdagangan sepekan ini
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNCB Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah sepanjang perdagangan sepekan ini. Faktor utama yang mendorong pelemahan nilai tukar rupiah cenderun karena pengaruh sentimen negatif dari global.

Dalam sepekan rupiah mengalami depresiasi hingga 0,16% dan ditutup pada level Rp 15.200/US$. Bahkan rupiah sempat menembus level Rp 15.23/US$ melampaui posisi nilai tukar terendah saat krisis moneter 1998 yaitu Rp 15.250/US$. 



Pekan ini dolar AS kembali menjadi primadona dan para pemodal berbondong-bondong memburu greenback seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.  Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun sempat menembus level 3,2080% atau tertinggi sejak April 2011. 



Selain itu wacana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) kembali menjadi katalis perburuan dolar AS. Padahal The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuannya pada September 2018, praktis imbal hasil instrumen investasi berpendapatan tetap seperti obligasi ikut terkerek naik. 



Permintaan obligasi yang meningkat, ikut berdampak kepada permintaan dolar AS. Di awal pekan, dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama naik hingga menembus level 95,76 atau tertinggi sejak 20 Agustus 2018. 



Namun jelang akhir pekan, dolar index cenderung turun. Permintaan terhadap instrumen ini bergerak turun seiring aksi beli investor yang mulai mereda. 

Pelemahan ini mampu dimanfaatkan rupiah untuk menguat pada hari terakhir di pekan ini. Namun penguatan tersebut tidak mampu membawa rupiah terlepas dari depresiasi selama sepekan ini.    

Sementara di kawasan ASEAN, rupiah jadi mata uang dengan nilai pelemahan tertinggi ketiga di hadapan dolar AS setelah Kyat Myanmar dan ringgit Malaysia

 

(alf/hps) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular