Asing Kabur Bawa Rp 1,19 T, IHSG Ditutup Anjlok 2,02%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 October 2018 16:59
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (11/10/2018) mengakhiri perdagangan dengan pelemahan 2,02%
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (11/10/2018) mengakhiri perdagangan dengan pelemahan 2,02% ke level 5.702. IHSG menghijau di tengah bursa-bursa utama kawasan Asia yang ditutup memerah: indeks Hang Seng turun 3,58%, Shanghai turun 5,37% dan Nikkei turun 5,78%.

Nilai traksaksi mencapai Rp 7,4 triliun dengan semua sektor mengalami pelamahan. 
Investor asing kembali membukukan jual bersih (net sell) cukup besar senilai Rp 1,19 triliun.

Beberapa s
aham yang paling banyak dilepas asing, yaitu: PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (Rp 191 miliar), PT Bank Central Asia/BBCA (Rp 186 miliar), PT Astra International/ASII (Rp 160 miliar), PT Bank Negara Indonesia/BBNI(Rp 81 miliar) dan PT United Tractors/UNTR(Rp 78 miliar).

Secara teknikal, IHSG membentuk pola bearish kicker, pola tersebut memberikan sinyal pelemahan pada perdagangan selanjutnya.
Asing Kabur Bawa Rp 1,19 T, IHSG Ditutup Anjlok 2,02%Sumber: Reuters

Dari sisi moneter, rupiah hari kembali melemah. Hingga penutupan, rupiah melemah 0,21% ke level Rp 15.230/dolar AS di pasar spot. Rupiah melemah ditengah dolar index yang melemah terhadap mata uang kuat. Hingga sore ini indeks dolar AS turun 0,20% ke level 95.3.

Pelemahan dolar AS dipengaruhi telah selesainya lelang obligasi yang dilakukan pemerintah AS untuk tenor-tenor jangka pendek seperti 4, 13, 26, dan 52 minggu. Kemudian dilanjutkan pada 10 Oktober untuk tenor yang lebih panjang yaitu 3 dan 10 tahun. 

Adapun harga minyak mentah WTI sudah bertengger di level US$ 72/barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjenis brent yang menjadi acuan Pemerintah RI berada di level US$ 81/barel hingga hari ini pukul 16:45.

Seperti diketahui, defisit perdagangan migas menjadi sumber melebarnya defisit neraca dagang Indonesia yang pada akhirnya membebani CAD. Secara kumulatif dari periode Januari-Juli 2018, defisit migas sudah mencapai US$ 8,35 miliar, melambung 54,6% dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,40 miliar.

Sebagai informasi, CAD Indonesia pada kuartal-II 2018 menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB. Capaian ini terbilang cukup bersejarah. Pasalnya, kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular