Analisis Teknikal

Wall Street 'Kebakaran', Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?

11 October 2018 08:49
Kami memperkirakan hari ini Kamis (11/10/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat.
Foto: Seorang pria berjalan melewati layar di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan hari ini Kamis (11/10/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat antara 5.781 hingga 5.855. Penguatan rupiah kemarin berpotensi berlanjut hari ini, menjadikan sektor keuangan sebagai pendorong laju indeks gabungan.

Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Rupiah mengalami penguatan 0,18% ke level Rp 15.198/US$,menyusul pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) akibat telah selesainya penerbitan obligasi Pemerintah.

Seperti diketahui, Pemerintah AS telah melaksanakan lelang obligasi pada 9 Oktober untuk tenor jangka pendek seperti 4, 13, 26, dan 52 minggu,disusul lelang tenor 3 dan 10 tahun pada 10 Oktober waktu setempat.

Dolar AS cenderung berkurang kekuatannya jika dibandingkan dengan mata uang kuat dunia lainnya yang tercermin dari Dollar Index Spot, pagi ini DXY terpantau pada posisi 95.4, lebih rendah dibandingkan posisi tertingginya minggu ini di level 96.15.

Dari sisi teknikal, indeks dalam jangka pendek terlihat cenderung menguat, hal ini tercermin dalam pergerakan indeks yang mulai menembus garis rerata harga selama lima hari (MA5), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
Bursa AS Berguguran, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?Sumber: Reuters
Kemarin, IHSG juga mengakhiri perdagangan pada zona hijau dengan membentuk grafik berpola lilin berputar (spinning), pola tersebut cenderung netral tidak memberikan sinyal kecenderungan pergerakan harga selanjutnya.

Ruang penguatannya masih cukup lebar karena indeks belum memasuki area jenuh jualnya (oversold), menurut indikator teknikal stochastic slow.

Dari bursa utama AS, Dow merosot lebih dari 800 poin dalam penurunan terburuk sejak Februari, Amazon dan saham teknologi memimpin kejatuhan Dow Jones, hingga penutupan tadi pagi Dow Jones (-3,15%), S&P 500 (-3,29%) dan NASDAQ (-4,08%).

Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang tinggi oleh the Fed juga menekan ekuitas AS. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun diperdagangkan sekitar 3,23 persen yang menjadikan level tertinggi sejak 2011.

Yield dua tahun, sementara ini, mencapai nilai tertinggi sejak 2008. Kenaikan yield yang sangat cepat membuat kekhawatiran di Wall Street bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan memperlambat perekonomian. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular