Rupiah Melemah, Harga Bahan Baku Kabel JECC Melesat

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
09 October 2018 14:27
Kenaikan bahan baku mencapai 13,7% year on year (YoY) bagi bahan baku tembaga serta sebesar 19,9% bagi produk aluminium miliknya.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi emiten mengeluhkan depresiasi nilai tukar rupiah yang membuat beban operasional mengalami keinaikan. Kali ini, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) memeperkirakan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberikan kontribusi kenaikan bahan baku produk kabel miliknya.

Hingga Juli tahun ini, kenaikan bahan baku mencapai 13,7% year on year (YoY) bagi bahan baku tembaga serta sebesar 19,9% bagi produk aluminium miliknya.

"Selisih kurs kalau pun ada maka mempengaruhi ke harga pokok yang pada gilirannya akan terdampak kepada gross profit. Namun, selisih kurs sendiri tidak begitu terasa jadi bisa dikatakan dalam batas yang ditoleransi," ujar Cahayadi Santoso Direktur Perseroan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/10/18).

Meski demikian, Cahyadi mengatakan, JECC tetap optimistis bisa membukukan pertumbuhan pendapatan. Perseroan menetapkan target pendapatan senilai Rp 2,56 triliun atau meningkat 17,25% dibandingkan pendapatan penjualan 2017 sebesar Rp 2,14 triliun.

Hal tersebut tercermin dalam buku pendapatan penjualan di Juni 2018 yakni senilai Rp 1,49 triliun atau 55,83% dari total target penjualan tahun ini.

Selain itu, perseroan juga memperkirakan laba komprehensif tahun berjalan pada tahun ini meningkat menjadi Rp 133,5 miliar. Nilai tersebut sudah direalisasikan sebanyak 37,86% pada catatan keuangan Juni 2018 senilai Rp 50,54 miliar.

"Jadi fokus utama kami yakni memperluas jaringan distribusi, karena penjualan ke distributor itu terus meningkat dari dua tahun lalu itu mencapai 2% sekarang mendekati 40%. Jadi distributor sebagai salah satu market akan ditingkatkan terus," tambahnya.

Saham Bergerak Stagnan, Lakukan Stock Split di 2019

Perseroan berencana untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) melihat pergerakan harga saham yang satgnan selama sebulan terakhir yakni di level Rp 6.675/saham.

JECC berencana untuk melakukan opsi stock split pada tahun mendatang disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan pasar dalam negeri yang cenderung tidak stabil.

Perseroan masih menunggu penutupan buku keuangan 2018, untuk selanjutnya opsi stock split akan segera dilakukan.

"Kalau kita punya performa yang stabil seperti tahun lalu dan juga ditambah situasi ekonomi di Indonesia, jadi mungkin tahun depan dilakukannya. Jadi kami juga mempersiapkan buat tahun politik juga kalau stock split di tahun depan," ujar Cahayadi.
(hps) Next Article Direktur Manufaktur JECC Undur Diri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular