Kenyataannya Bukan Superman, Tapi Superdolar!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 October 2018 14:21
Penguatan dolar yang terus terjadi membuat mata uang di kawasan negara berkembang berguguran.
Foto: Dody Budi Waluyo (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - PenguatanĀ dolar yang terus terjadi membuat mata uang di kawasan negara berkembang berguguran. Fenomena yang terjadi saat ini adalah 'Superdolar' atau 'Super Dolar'.

Fenomena ini diakui sendiri oleh Bank Indonesia (BI) selaku garda terdepan penjaga stabilitas rupiah.

"Super dolar kita melihatnya. Inilah hebatnya super dolar. Dalam kondisi negaranya maju, semua memilih dolar," papar Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo di sela pergelaran IMF-WB Annual Meetings di Bali, Selasa (9/10/2018).

Kenyataannya Bukan Superman, Tapi Superdolar!Foto: Dody Budi Waluy (CNBC Indonesia)


"Dalam kondisi negaranya melemah, orang kemudian lari-lari. Jadi dalam hitungan, sepanjang trade war berlangsung orang masih melihat safe haven masi di luar."

Pelemahan kurs rupiah masih terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut.

Pada Selasa (9/10/2018) pukul 14:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 15.245 di pasar spot. Rupiah melemah 0,20% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga jual dolar AS di beberapa bank telah di atas level Rp 15.200/US$.





(dru/dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular