
Fokus Investor
IHSG Berpotensi Melemah, Cermati 5 Aksi Korporasi Emiten Ini
Roy Franedya, CNBC Indonesia
09 October 2018 08:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,5% ke level 5.761 poin pada perdagangan kemarin Senin (8/10/18).
Nilai transaksi awal pekan ini tercatat sebesar Rp 6,7 triliun, sedangkan investor asing kembali membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 652 miliar.
Tekanan dari pelemahan rupiah yang menembus level psikologis baru yakni Rp 15.200/US$ masih membayangi pergerakan IHSG di pekan ini.
Pelemahan rupiah tersebut berpotensi memaksa Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Menaikkan suku bunga acuan akan mendorong bank-bank tanah air untuk menaikkan suku bunga simpanan yang pada akhirnya akan berujung kepada kenaikan suku bunga pinjaman.
Sementara itu, berikut berbagai aksi emiten yang patut dicermati pada awal pekan ini. Dilansir oleh CNBC Indonesia, Selasa (9/10/18).
1. Sah, Matahari Buyback Saham Rp 1,25 T
Para pemegang saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sepakat untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 7% atau 204,25 juta unit saham dari modal disetor dan ditempatkan milik perseroan.
Melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, perseroan menyiapkan dana maksimal senilai Rp 1,25 triliun dengan harga maksimal buyback saham dibatasi sebesar Rp 13.330/saham.
2. Ikut ADRO dan BUMI, PTBA Tukar Seluruh Dolar Hasil Ekspor
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penukaran dolar ke dalam rupiah. Malah, perusahaan langsung menukar keseluruhan dolar hasil ekspor yang diperoleh. "Setiap transaksi dolar AS kami dari hasil ekspor, langsung kami konversi ke rupiah, dan semua diletakkan di bank pemerintah," ujar Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (8/10/2018).
3. Tambah Ekuitas, SMF Terbitkan Obligasi Rp 2 T
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengembang pembiayaan sekunder perumahan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berencana untuk obligasi berlenajutan tahap VI tahun 2018 senilai Rp 2 triliun.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi ini diterbitkan dengan jumlah pokok senilai Rp 886 miliar dengan dua seri yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment). Sementara sisanya yakni Rp 1,11 triliun akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best offer)
4. Mandiri Pimpin Investasi Langsung Rp 200 T di 21 BUMN
PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) memimpin dan mengkoordinasikan investasi langsung senilai Rp 200 triliun di 21 proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kesepakatan kerjasama investasi tersebut dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia Investment Forum (IIF) 2018 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN melalui Bank Mandiri.
5. Tak Mau Kalah dari ADRO, BUMI Tukar Dolar AS Senilai Rp 60 T
Tak mau kalah dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan mengkonversi 80% pendapatan, yang mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 75 triliun, ke dalam rupiah.
Artinya, nilai pendapatan BUMI yang akan dikonversi dari dolar AS ke rupiah tersebut mencapai Rp 60 triliun. Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
(roy/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Nilai transaksi awal pekan ini tercatat sebesar Rp 6,7 triliun, sedangkan investor asing kembali membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 652 miliar.
Tekanan dari pelemahan rupiah yang menembus level psikologis baru yakni Rp 15.200/US$ masih membayangi pergerakan IHSG di pekan ini.
Pelemahan rupiah tersebut berpotensi memaksa Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. Menaikkan suku bunga acuan akan mendorong bank-bank tanah air untuk menaikkan suku bunga simpanan yang pada akhirnya akan berujung kepada kenaikan suku bunga pinjaman.
Para pemegang saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sepakat untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak-banyaknya 7% atau 204,25 juta unit saham dari modal disetor dan ditempatkan milik perseroan.
Melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini, perseroan menyiapkan dana maksimal senilai Rp 1,25 triliun dengan harga maksimal buyback saham dibatasi sebesar Rp 13.330/saham.
2. Ikut ADRO dan BUMI, PTBA Tukar Seluruh Dolar Hasil Ekspor
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penukaran dolar ke dalam rupiah. Malah, perusahaan langsung menukar keseluruhan dolar hasil ekspor yang diperoleh. "Setiap transaksi dolar AS kami dari hasil ekspor, langsung kami konversi ke rupiah, dan semua diletakkan di bank pemerintah," ujar Arviyan kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin (8/10/2018).
3. Tambah Ekuitas, SMF Terbitkan Obligasi Rp 2 T
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengembang pembiayaan sekunder perumahan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) berencana untuk obligasi berlenajutan tahap VI tahun 2018 senilai Rp 2 triliun.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi ini diterbitkan dengan jumlah pokok senilai Rp 886 miliar dengan dua seri yang dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment). Sementara sisanya yakni Rp 1,11 triliun akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best offer)
4. Mandiri Pimpin Investasi Langsung Rp 200 T di 21 BUMN
PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) memimpin dan mengkoordinasikan investasi langsung senilai Rp 200 triliun di 21 proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kesepakatan kerjasama investasi tersebut dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia Investment Forum (IIF) 2018 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN melalui Bank Mandiri.
5. Tak Mau Kalah dari ADRO, BUMI Tukar Dolar AS Senilai Rp 60 T
Tak mau kalah dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan mengkonversi 80% pendapatan, yang mencapai US$ 5 miliar atau setara Rp 75 triliun, ke dalam rupiah.
Artinya, nilai pendapatan BUMI yang akan dikonversi dari dolar AS ke rupiah tersebut mencapai Rp 60 triliun. Presiden Direktur & CEO BUMI Saptari Hoedaja mengatakan hal ini dilakukan untuk ikut mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
(roy/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular