
Analisa Teknikal
IHSG Masih Terombang-ambing, Bagaimana Sesi II?
Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 October 2018 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) awal pekan ini masih dirasakan oleh para pelaku pasar. BPS melaporkan terjadi deflasi 0,18% di September 2018 berdasarkan pemantauan di 82 kota. Indeks industri dasar siang ini terkoreksi 3,08% dan menjadi pemberat bursa saham.
Nilai impor pakan ternak yang mencapai US$ 2,93 miliar. Membuat biaya produksi petani dan peternak meningkat dan mendongkrak harga produk-produk pertanian dan peternakan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari seperti telur, sayur-sayuran, dan daging.
Anjloknya rupiah ke level 15.180 siang ini juga membuat pelaku pasar melepas saham-saham sektor keuangan. Sektor keuangan tercatat mengalami koreksi 2,13%, menjadikan pemberat utama IHSG dengan sumbangan 36 poin pelemahan.
Hingga siang ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok 1,69% ke level 5.768. Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 4,3 triliun, dengan investor asing melakukanpenjualan bersih (net sell) saham senilai Rp 474 miliar di pasar reguler.
Salah satu faktor dari dalam negeri yang membuat rupiah melemah di hadapan dolar AS sebenarnya adalah nilai impor yang membengkak. "Ini yang terjadi di 2018, growth continue strong, tapi impor makin tajam. CAD dalam. Sampai akhir tahun 3% dari PDB," imbuh Sri Mulyani dalam seminar Economic Outlook di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan CAD akan dijaga dan diupayakan tidak membengkak. Pemerintah berusaha menggenjot ekspor dan menurunkan impor."Makanya ada B20, untuk biodisel kurangi impor minyak dan gas. Karena salah satu kontributor impor yang tinggi karena konsumsi minyak," tuturnya.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Secara teknikal, kami perkirakan IHSG akan berkurang pelemahannya meski akan ditutup pada zona merah.Adapun grafik yang terbentuk pada penutupan siang ini adalah lilin hitam penuh (black marubozu) menjadikan IHSG sulit kembali ke zona hijau pada sesi II.
Kami memperkirakan indeks akan bergerak di level 5.750 hingga 5.815, prediksi tersebut didasarkan pada deret angka fibonacci retracement sebagai alat (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks melalui grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Nasib IHSG Tak Lebih Baik, Tertekan & Keluar dari 6.400
Nilai impor pakan ternak yang mencapai US$ 2,93 miliar. Membuat biaya produksi petani dan peternak meningkat dan mendongkrak harga produk-produk pertanian dan peternakan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari seperti telur, sayur-sayuran, dan daging.
Anjloknya rupiah ke level 15.180 siang ini juga membuat pelaku pasar melepas saham-saham sektor keuangan. Sektor keuangan tercatat mengalami koreksi 2,13%, menjadikan pemberat utama IHSG dengan sumbangan 36 poin pelemahan.
Salah satu faktor dari dalam negeri yang membuat rupiah melemah di hadapan dolar AS sebenarnya adalah nilai impor yang membengkak. "Ini yang terjadi di 2018, growth continue strong, tapi impor makin tajam. CAD dalam. Sampai akhir tahun 3% dari PDB," imbuh Sri Mulyani dalam seminar Economic Outlook di Hotel Raffles, Rabu (3/10/2018).
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan CAD akan dijaga dan diupayakan tidak membengkak. Pemerintah berusaha menggenjot ekspor dan menurunkan impor."Makanya ada B20, untuk biodisel kurangi impor minyak dan gas. Karena salah satu kontributor impor yang tinggi karena konsumsi minyak," tuturnya.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi II? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Kami memperkirakan indeks akan bergerak di level 5.750 hingga 5.815, prediksi tersebut didasarkan pada deret angka fibonacci retracement sebagai alat (tools) dalam memperkirakan pergerakan indeks melalui grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Nasib IHSG Tak Lebih Baik, Tertekan & Keluar dari 6.400
Most Popular