
Rupiah Melemah di Atas Rp 15.000/US$, Apa Bahayanya Bagi RI?
Herdaru Purnomo & Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 October 2018 12:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini, memicu kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Hal tersebut didasari kepada dampak ditimbulkan dari pelemahan yang ada, utamanya kepada komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB).
Perhitungan PDB Indonesia menggunakan pendekatan pengeluaran, dimana terdapat empat komponen pembentuknya yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah serta ekspor-impor.
Tingkat konsumsi menyumbang hingga 50% bagi pembentuk PDB. Hal ini setidaknya terlihat dari pergerakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang kuartal III-2017 hingga kuartal II-2018.
Lantas, apakah pelemahan yang semakin tajam saat ini akan berdampak kepada penurunan tingkat konsumsi? Pada tulisan ini, tim CNBC Indonesia akan coba untuk menjelaskannya.
(NEXT)
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Perhitungan PDB Indonesia menggunakan pendekatan pengeluaran, dimana terdapat empat komponen pembentuknya yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah serta ekspor-impor.
Tingkat konsumsi menyumbang hingga 50% bagi pembentuk PDB. Hal ini setidaknya terlihat dari pergerakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang kuartal III-2017 hingga kuartal II-2018.
Tahun | Konsumsi | Investasi | Pengeluaran Pemerintah | Ekspor-Impor | Pertumbuhan Ekonomi |
Kuartal III-2017 | 2,65 | 1,68 | 0,85 | 0,15 | 5,01 |
Kuartal IV-2017 | 2,73 | 2,54 | 0,75 | 0,36 | 5,06 |
Kuartal I-2018 | 2,76 | 1,86 | 0,39 | 0,26 | 5,27 |
Lantas, apakah pelemahan yang semakin tajam saat ini akan berdampak kepada penurunan tingkat konsumsi? Pada tulisan ini, tim CNBC Indonesia akan coba untuk menjelaskannya.
(NEXT)
Konsumsi merupakan bagian aktivitas ekonomi yang tidak terpisahkan. Hampir setiap hari, masyarakat melakukan kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun setiap ingin berbelanja, sebagian konsumen juga memperhatikan faktor-faktor di lapangan, salah satunya pergerakan rupiah.
Sejak awal tahun, rupiah telah terdepresiasi hingga 12% hingga berada di level Rp 15.000/US$ pada bulan ini. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia mengkhawatirkan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Bulan | IKK |
Januari 2018 | 126,1 |
Februari 2018 | 122,5 |
Maret 2018 | 121,6 |
April 2018 | 122,2 |
Mei 2018 | 125,1 |
Juni 2018 | 128,1 |
Juli 2018 | 124,8 |
Rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) per Agustus 2018, mengalami penurunan cukup tajam sejak Juni 2018. IKK yang turun, memperlihatkan tingkat optimisme masyarakat berkurang.
Saat optimisme berkurang, bisa menyebabkan masyarakat berpikir ulang untuk berbelanja. Justru mereka memilih untuk menyimpan dananya di perbankan. Di bulan Juli misalnya, saat IKK bergerak turun, justru jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya dalam bentuk valas.
Bulan | Jumlah Simpanan Valas |
Januari 2018 | 2042320 |
Februari 2018 | 2043784 |
Maret 2018 | 2097813 |
April 2018 | 2100496 |
Mei 2018 | 2051605 |
Juni 2018 | 2046286 |
Juli 2018 | 2066822 |
Tidak hanya di bulan tersebut, pada periode Januari-Maret kondisi ini juga terjadi. Saat rupiah mengalami depresiasi hingga 1,39% maka IKK bergerak turun. Hal ini pun dibarengi meningkatnya simpanan valas di perbankan.
Kecenderungan masyarakat untuk menabung daripada berbelanja tentu berdampak kepada pertumbuhan konsumsi. Oleh sebab itu, pada kuartal III ini, bisa jadi pertumbuhan konsumsi akan melambat dan berdampak kepada realisasi pertumbuhan ekonomi di periode tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular