Sempat Menguat, Pelemahan Rupiah Buat IHSG Kembali Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 October 2018 12:41
IHSG melemah 0,43% hingga akhir sesi 1 ke level 5.850,5.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat diperdagangkan menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43% hingga akhir sesi 1 ke level 5.850,5. Pelemahan IHSG senada dengan indeks Nikkei dan Hang Seng yang masing-masing terkoreksi sebesar 0,76% dan 0,52%. Sementara itu, bursa saham China masih diliburkan seiring dengan perayaan National Day Golden Week dan bursa saham Korea Selatan diliburkan guna memperingati National Foundation Day.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 2,88 triliun dengan volume sebanyak 5,64 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 231.305 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG adalah: PT Bayan Resources Tbk/BYAN (-19,95%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,75%), PT Telekomunikasi Indonesia/TLKM (-1,1%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,52%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,35%).

Pada sesi awal perdagangan, investor sempat melakukan aksi beli lantaran koreksi yang sudah cukup dalam pada perdagangan kemarin (2/10/2018) yakni sebesar 1,16%. Namun, pada akhirnya pelemahan rupiah membuat IHSG kembali tak berdaya.

Hingga siang hari, rupiah melemah 0,2% di pasar spot ke level Rp 15.070/dolar AS. Pelaku pasar harus waspada terhadap pelemahan rupiah kali ini. Pasalnya, secara umum dolar AS sejatinya sedang lesu, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang terkoreksi sebesar 0,18%.

Tingginya harga minyak mentah dunia memantik kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) Indonesia akan kian sulit diredam. Kini, harga minyak WTI kontrak pengiriman November bertengger di level US$ 75,24/barel. Sementara itu, harga minyak brent kontrak pengiriman Desember berada di level US$ 84,86/barel.

Memang, defisit perdagangan migas menjadi biang kerok lebarnya defisit neraca dagang Indonesia yang pada akhirnya membebani CAD. Secara kumulatif dari periode Januari-Juli 2018, defisit migas sudah mencapai US$ 8,35 miliar, melambung 54,6% dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,40 miliar.

Sebagai informasi, CAD Indonesia pada kuartal-II 2018 menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB. Capaian ini terbilang cukup bersejarah. Pasalnya, kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam.

Di sisi lain, sebenarnya juga ada sentimen positif bagi dolar AS, yakni pelaku pasar kian yakin bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini. Hal ini terjadi pasca Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan pidatonya.

Dalam pidatonya di Boston, Powell mengatakan bahwa prospek perekonomian Negeri Paman Sam sangat positif. Tingkat pengangguran AS saat ini berada di bawah 4% dan bisa bertahan rendah setidaknya dalam 2 tahun ke depan. Laju inflasi pun terakselerasi secara moderat, artinya ada geliat konsumsi tetapi tidak sampai menggerogoti pendapatan secara berlebihan. Inflasi masih sehat bagi perekonomian.

"Ini adalah pertanda bahwa kita sedang menjalani saat-saat yang luar biasa. Rumah tangga membaik, dan dunia usaha tidak perlu lagi mengkhawatirkan inflasi yang tinggi," tutur Powell, mengutip Reuters.

Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 2 Oktober 2018, kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini naik menjadi 78,1%, dari posisi per 28 September 2018 yang sebesar 74,4%.

Seiring dengan pelemahan rupiah, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 84,1 miliar. 5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Panin Financial Tbk/PNLF (Rp 46,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 17,5 miliar), PT Blue Bird Tbk/BIRD (Rp 15,1 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 13,1 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 10,1 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular