
Sentimen Italia Guncang Bursa Hong Kong
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
03 October 2018 11:54

Hong Kong, CNBC Indonesia - Saham-saham Hong Kong mengalami koreksi pada jeda perdagangan Rabu pagi (3/10/2018). Ini memperpanjang penurunan lebih dari 2% di hari sebelumnya, saat investor mengawasi penyusnan anggaran Italia.
Indeks Hang Seng melemah 0.52%, atau 140,54 poin ke level 26.985,84.
Kisruh mengenai anggaran belanja pemerintahan Italia juga membuat investor melarikan diri dari bursa saham Benua Kuning. Pemerintah Italia pimpinan Perdana Menteri Giuseppe Conte menargetkan defisit anggaran 2019-2021 sebesar 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan target defisit tahun 2018 yaitu 1,6% dari PDB. Padahal, pemerintahan sebelumnya menargetkan defisit anggaran 2019 ada di kisaran 0,8% dari PDB.
Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa sebaiknya Italia membatalkan rencana pengesahan anggaran tahun 2019 tersebut. Menurut Juncker, Italia semestinya melakukan disiplin fiskal. Jangan sampai anggaran yang terlalu ekspansif menyebabkan krisis fiskal seperti yang terjadi pada 2009-2010.
"Italia menjauhkan diri dari target yang telah disusun bersama oleh Uni Eropa. Saya tidak ingin, tetapi setelah pengalaman menyelesaikan krisis di Yunani, kita bisa-bisa mengalami hal yang sama di Italia. Satu krisis sudah cukup dan kita harus mencegah itu. Kalau sampai Italia mendapat penanganan khusus, bisa-bisa itu menjadi akhir dari euro," jelas Juncker, mengutip Reuters.
Akibat NAFTA
Selain itu, indeks Hang Seng juga harus pasrah terseret ke zona merah lantaran sentimen eksternal yang lebih dominan. Tercapainya kesepakatan antara AS dengan Kanada terkait kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) membuat pelaku pasar optimis bahwa hal serupa juga dapat terjadi dengan China.
Namun, kini harapan itu seolah sirna. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa diskusi dengan China di bidang perdagangan tidak berkembang. Kudlow bahkan berani menyebut bahwa kesepakatan dengan China tidak akan tercapai dalam waktu dekat.
"Tidak ada yang dekat (kesepakatan dagang) dengan China," papar Kudlow seperti dikutip dari CNBC International. "Saya rasa ada diskusi yang sedang berlangsung. Tidak, saya tak ingin mengatakan bahwa itu (kesepakatan dagang) sudah dekat."
Lebih lanjut, mantan anchor CNBC International itu menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan perkembangan dari dialog dagang dengan China. Saat ini, terlihat bahwa perekonomian AS dan China sama-sama sudah terdampak oleh perang dagang yang tengah terjadi. Pada hari minggu (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI di China periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5.
Kemudian kemarin (1/10/2018), data ISM Manufacturing PMI di AS periode September diumumkan di level 59,8, lebih rendah dari ekspetasi yang sebesar 60,1. Selain itu, kisruh mengenai anggaran belanja pemerintahan Italia juga membuat investor melarikan diri dari bursa saham Hong Kong.
(hps) Next Article Tunggu Hasil Pertemuan The Fed, Bursa Hong Kong Terkoreksi
Most Popular