
AS-China Belum Berdamai, Wall Street Siap Dibuka Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 October 2018 18:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 82 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 9 dan 33 poin.
Mesranya hubungan AS-Kanada pasca kedua belah pihak mencapai kesepakatan terkait kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) ternyata tak diikuti oleh damai dagang dengan China. Padahal, pelaku pasar begitu berharap sebelumnya.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa diskusi dengan China di bidang perdagangan tidak berkembang. Kudlow bahkan berani menyebut bahwa kesepakatan dengan China tidak akan tercapai dalam waktu dekat.
"Tidak ada yang dekat (kesepakatan dagang) dengan China," papar Kudlow seperti dikutip dari CNBC International. "Saya rasa ada diskusi yang sedang berlangsung. Tidak, saya tak ingin mengatakan bahwa itu (kesepakatan dagang) sudah dekat."
Lebih lanjut, mantan anchor CNBC International itu menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan perkembangan dari dialog dagang dengan China.
Saat ini, terlihat bahwa perekonomian AS dan China sama-sama sudah terdampak oleh perang dagang yang tengah terjadi. Pada hari minggu (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI di China periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5. Kemudian kemarin (1/10/2018), data ISM Manufacturing PMI di AS periode September diumumkan di level 59,8, lebih rendah dari ekspetasi yang sebesar 60,1.
Pada hari ini pukul 21:00 WIB, anggota FOMC Randal Quarles dijadwalkan berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi, pemangkasan regulasi, dan undang-undang perlindungan konsumen di hadapan Senate Banking Committee.
Pada pukul 23:45 WIB, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akan berbicara mengenai prospek sektor tenaga kerja dan inflasi di National Association for Business Economics Annual Meeting.
Investor akan mencermati kedua acara tersebut guna mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga acuan the Federal Reserve. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 1 Oktober 2018, kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini naik menjadi 80,1%, dari posisi per 28 September 2018 yang sebesar 74,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Mesranya hubungan AS-Kanada pasca kedua belah pihak mencapai kesepakatan terkait kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) ternyata tak diikuti oleh damai dagang dengan China. Padahal, pelaku pasar begitu berharap sebelumnya.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa diskusi dengan China di bidang perdagangan tidak berkembang. Kudlow bahkan berani menyebut bahwa kesepakatan dengan China tidak akan tercapai dalam waktu dekat.
Lebih lanjut, mantan anchor CNBC International itu menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan perkembangan dari dialog dagang dengan China.
Saat ini, terlihat bahwa perekonomian AS dan China sama-sama sudah terdampak oleh perang dagang yang tengah terjadi. Pada hari minggu (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI di China periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5. Kemudian kemarin (1/10/2018), data ISM Manufacturing PMI di AS periode September diumumkan di level 59,8, lebih rendah dari ekspetasi yang sebesar 60,1.
Pada hari ini pukul 21:00 WIB, anggota FOMC Randal Quarles dijadwalkan berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi, pemangkasan regulasi, dan undang-undang perlindungan konsumen di hadapan Senate Banking Committee.
Pada pukul 23:45 WIB, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell akan berbicara mengenai prospek sektor tenaga kerja dan inflasi di National Association for Business Economics Annual Meeting.
Investor akan mencermati kedua acara tersebut guna mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga acuan the Federal Reserve. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 1 Oktober 2018, kemungkinan bahwa the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini naik menjadi 80,1%, dari posisi per 28 September 2018 yang sebesar 74,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular