
Bunga Bank Tinggi, IPO Jadi Pilihan Murah Cari Dana Segar
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 October 2018 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Analis menilai aktivitas penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang semarak tahun ini karena cara ini dinilai paling murah untuk mencari dana untuk kebutuhan ekspansi.
Sumber pembiayaan atau pinjaman dari bank dinilai mahal setelah secara berangsur bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan untuk meredam depresiasi rupiah.
Analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan langkah IPO dipilih perusahaan untuk memperoleh dana dengan cost of fund yang lebih rendah dibanding dengan pinjaman bank untuk membiayai eskpansi.
"Perusahaan mengantisipasi kenaikan bunga BI yang pastinya akan diikuti oleh kenaikan bunga kredit. Jadi kalau IPO, cost of capital lebih rendah dibandingkan pinjam bank, karena cost of debt pasti naik. Apalagi rupiah tumbuh ke Rp 15.000, peluang suku bunga masih terbuka lebar," kata William kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/10).
Menurut dia, perusahaan saat ini mulai mengumpulkan pundi-pundi permodalannya sebelum 2019 mengingat prospek pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi tersebut didorong dengan perhelatan pemilu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Dengan kondisi tersebut, William menilai perusahaan sudah harus menyiapkan rencana ekspansinya dengan tetap mengantisipasi kenaikan suku bunga.
Sepanjang tahun ini, jumlah perusahaan yang sudah mencatatkan saham di bursa mencapai 37 emiten. Jumlah tersebut sudah menyamai jumlah perusahaan listing di tahun lalu.
Kemudian, hingga minggu depan masih akan ada delapan perusahaan lainnya yang menunggu jadwal listing di bursa. Sementara, masih ada 15 perusahaan lainnya yang masih memproses aksi korporasi yang serupa.
Dengan demikian, jika dikalkulasikan maka tahun ini jumlah perusahaan IPO akan mencapai 60 perusahaan.
(hps/hps) Next Article Sisakan Dana Hasil IPO, Begini Analisis Ekspansi Bisnis ICBP
Sumber pembiayaan atau pinjaman dari bank dinilai mahal setelah secara berangsur bunga kredit setelah Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan untuk meredam depresiasi rupiah.
Analis BNI Sekuritas William Siregar mengatakan langkah IPO dipilih perusahaan untuk memperoleh dana dengan cost of fund yang lebih rendah dibanding dengan pinjaman bank untuk membiayai eskpansi.
Menurut dia, perusahaan saat ini mulai mengumpulkan pundi-pundi permodalannya sebelum 2019 mengingat prospek pertumbuhan ekonomi yang positif. Kondisi tersebut didorong dengan perhelatan pemilu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
Dengan kondisi tersebut, William menilai perusahaan sudah harus menyiapkan rencana ekspansinya dengan tetap mengantisipasi kenaikan suku bunga.
Sepanjang tahun ini, jumlah perusahaan yang sudah mencatatkan saham di bursa mencapai 37 emiten. Jumlah tersebut sudah menyamai jumlah perusahaan listing di tahun lalu.
Kemudian, hingga minggu depan masih akan ada delapan perusahaan lainnya yang menunggu jadwal listing di bursa. Sementara, masih ada 15 perusahaan lainnya yang masih memproses aksi korporasi yang serupa.
Dengan demikian, jika dikalkulasikan maka tahun ini jumlah perusahaan IPO akan mencapai 60 perusahaan.
(hps/hps) Next Article Sisakan Dana Hasil IPO, Begini Analisis Ekspansi Bisnis ICBP
Most Popular