Italia Memanas, Rupiah Tambah Lemah

Sejak kemarin, perkembangan di Italia sudah meresahka pelaku pasar. Pemerintahan Italia pimpinan Perdana Menteri Giuseppe Conte berencana membuat anggaran negara yang ekspansif pada 2019 dengan defisit mencapai 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih tinggi ketimbang rencana defisit tahun ini yaitu 1,6%.
Pemerintahan Italia sebelumnya ingin defisit 2019 ditekan menjadi 0,8% PDB. Namun pemerintahan yang didominasi Liga dan Gerakan Bintang Lima yang berhaluan kanan-tengah berusaha menggolkan program-program populis seperti tunjangan kepada masyarakat miskin maupun pensiunan. Itu membuat defisit membengkak.
Dengan anggaran yang ekspansif bin agresif itu, utang pemerintah Italia berpotensi semakin membengkak. Pada akhir 2017 saja utang pemerintah sudah sangat besar yaitu mencapai 131,8% GDP.
Suara-suara sumbang mulai berdatangan. Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, menyebut kondisi di Italia sangat mengkhawatirkan.
"Kami sangat khawatir tentang ini. Kebijakan semacam ini akan mengganggu pasar," tegas Rutte, dikutip dari Reuters.
Namun Italia keukeuh dengan rencananya. Bahkan Negeri Pizza mengancam akan meninggalkan Uni Eropa dan menanggalkan penggunaan mata uang euro jika terus ditekan dan direcoki.
"Saya sangat yakin Italia bisa memecahkan sebagian besar masalahnya jika memiliki mata uang sendiri," tegas Claudio Borghi, Ketua Tim Ekonomi Liga, dikutip dari Reuters.
Investor pun semakin grogi. Risiko di pasar semakin besar, sehingga investor memilih mencari selamat masing-masing. Aset-aset aman (safe haven) menjadi pilihannya.
Dolar AS adalah satu aset aman. Selain aman, greenback juga menjanjikan cuan seiring suku bunga acuan Negeri Paman Sam yang terus naik.
Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS secara relatif terhadap enam mata uang utama dunia) menguat, dan penguatannya semakin tegas. Pada pukul 14:27 WIB, Dollar Index menguat 0,26%.
Akibat keperkasaan dolar AS yang semakin nyata, pelemahan rupiah pun kian dalam. Pada pukul 14:29 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 15.048, rupiah melemah sampai 0,96%. Rupiah menyentuh titik terlemahnya sejak awal tahun, sekaligus terlemah sejak Juli 1998 saat Indonesia berkubang dengan krisis moneter (krismon).
Seiring memanasnya kondisi Italia, dolar AS pun semakin menggila. Beban rupiah pun semakin berat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
