Deflasi 0,18%, IHSG Malah Terperosok 0,53%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
01 October 2018 16:55
Rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS), membuat IHSG cukup tertekan pada hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan pertama Oktober hari Senin (01/10/2018) dengan mengalami penurunan 31 poin (-0,53%) ke level 5.944. Rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS), membuat IHSG cukup tertekan pada hari ini.

IHSG gagal mengekor mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau, indeks Nikkei ditutup menguat 0,52% ke level tertinggi dalam kurun waktu 27 tahun terakhir.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 6 triliun dengan volume sebanyak 9,1 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 319.998 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG naik adalah: PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (+0,95%), PT Mandiri Tbk/BMRI (-0,37%), PT Pool Advista Indonesia Tbk/POOL (+0,65%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,83%), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,82%).

Dari sisi global, tahun ini, The Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.

Kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap diproyeksi sebanyak 4 kali, sementara untuk tahun 2019 tetap 3 kali. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pasar saham.

Dari kawasan regional, cukup banyak sentimen positif dari rilis data ekonomi. Di Jepang, tingkat pengangguran periode Agustus diumumkan sebesar 2,4%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,5%. Di Korea Selatan, indeks keyakinan konsumen periode September 2018 diumumkan sebesar 102, mengalahkan capaian periode Agustus 2018 yang sebesar 99.

Sementara di Hong Kong, kemarin ekspor periode Agustus 2018 diumumkan tumbuh sebesar 13,1% YoY, mengalahkan capaian periode Juli 2018 yang sebesar 10% YoY. Impor meroket 16,4% YoY, dari yang sebelumnya 14% YoY.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada September terjadi deflasi hingga 0,18%. Secara year on year Indeks Harga Konsumen (IHK) per September 2018, sebesar 2,88%. Hal itu turut mempengaruhi pelemahan IHSG hari ini, pelaku pasar menganggap ada pelemahan daya beli.

"Deflasi terjadi pada dua kelompok. Pertama bahan makanan dengan tingkat deflasi 1,62%. Adapun andilnya mencapai 0,35% (secara bulanan)," kata Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (1/10/2018).

Seiring dengan pelemahan IHSG yang melemah, rupiah terhadap dolar juga melemah sepanjang hari. Hingga penutupan pukul 16:00 WIB, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.910 di pasar spot, melemah 0,06% dibandingkan penutupan kemarin.

Seiring dengan pelemahan IHSG, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 195 miliar. 5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 81 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 70 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 44 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 30 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular