BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Saham Perbankan Bergerak Turun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 September 2018 15:24
Saham-saham emiten perbankan bergerak turun pasca BI mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten perbankan bergerak turun pasca Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan sebesar 25bps ke level 5,75%. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia. Lantas, sepanjang tahun ini suku bunga acuan sudah dikerek naik sebesar 150bps.

"Hasil RDG BI pada 26-27 September 2018 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day RR sebesar 25 bps menjadi 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Sebelum kenaikan suku bunga acuan diumumkan, indeks sektor jasa keuangan diperdagangkan di level 1.066,58 (+0,34% dibandingkan penutupan kemarin, 26/9/2018). Kini, penguatannya tersisa 0,23% di level 1.065,43.

Berikut pergerakan harga saham-saham bank BUKU IV: PT PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,01%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 1,71%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,72%, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 0,54%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 0,38%.

Ada 2 alasan mengapa harga saham emiten-emiten perbankan bergerak turun pasca BI menaikkan suku bunga acuan. Pertama, kebijakan tersebut tak direspon positif oleh rupiah. Sebelum BI mengumumkan keputusannya, rupiah diperdagangkan flat di pasar spot di level Rp 14.900/dolar AS. Kini, rupiah justru melemah 0,07% ke level Rp 14.910/dolar AS.

Kedua, kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut tentu akan kian mendorong bank-bank di tanah air untuk menaikkan suku bunga simpanan yang pada akhirnya akan berujung kepada kenaikan suku bunga pinjaman. Padahal, penyaluran kredit bisa dibilang baru saja mulai menggeliat.

Mengutip Reuters, penyaluran kredit bank komersial di Indonesia hanya tumbuh di kisaran satu-digit pada 4 bulan pertama tahun ini. Barulah pada periode Mei-Agustus, pertumbuhannya mencapai level dua-digit. Per Agustus 2018, pertumbuhannya adalah sebesar 12,12% YoY.

Kenaikan suku bunga pinjaman sangat mungkin membuat konsumen dan pelaku usaha menahan diri untuk menarik kredit. Khusus bagi pelaku usaha, kondisi perekonomian global memang sedang kurang kondusif untuk melakukan ekspansi. Pada akhirnya, ada kekhawatiran profitabilitas dari perbankan tak akan maksimal.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Inflasi di Bawah Ekspektasi, Asing Borong Saham Bank

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular