Pertemuan The Fed Jadi Perhatian, Wall Street akan Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2018 18:13
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 20 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 5 dan 28 poin.

Pada perdagangan hari ini, investor akan mencermati hasil pertemuan bank sentral AS alias the Federal Reserve yang akan diumumkan dini hari nanti (27/9/2018). Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 26 September 2018, kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25bps pada pertemuan kali ini adalah sebesar 95%.

Sementara itu, probabilitas bahwa suku bunga acuan akan dinaikkan sebanyak 4 kali pada tahun ini adalah sebesar 78,6%.

Bersamaan dengan pengumuman tingkat suku bunga acuan terbarunya, the Fed akan merilis dot plot versi terbaru. Sebagai catatan, dot plot merupakan sebuah survei dari anggota-anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.

Melalui dot plot versi terbaru, akan diketahui apakah semakin banyak anggota FOMC yang melihat kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.

Jika kian banyak anggota FOMC yang melihat kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini, Wall Street bisa mendapatkan tekanan dan berbalik arah ke zona merah. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif bisa 'mematikan' perekonomian Negeri Paman Sam. Terlebih, risiko perang dagang masih kental terasa.

Berbicara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (25/9/2018) membela perseteruan dagang yang dialami pemerintahannya. Ia menegaskan di hadapan para pemimpin dunia bahwa AS akan bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya bila merasa dicurangi.

"Kami tidak lagi menoleransi tindakan kejam seperti itu. Kami tidak akan mengizinkan para pekerja kami menjadi korban, perusahaan kami dicurangi, dan kesejahteraan kami dijarah dan dialihkan," kata Trump dalam pidatonya di markas PBB di New York, CNBC International melaporkan.

Peryataan Trump ini memberi indikasi bahwa dalam waktu dekat, pihaknya tak akan melunak dalam menghadapi perang dagang dengan China. Seperti yang sudah diektahui sebelumnya, China telah resmi membatalkan rencana dialog perdagangan dengan AS.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat (21/9/2018) bahwa kubu China menolak proposal dari AS untuk mengirimkan dua orang delegasinya ke Washington, seperti dikutip dari CNBC International.

Tak hanya dengan China, perang dagang antara AS dengan tetangganya yakni Kanada juga kian panas. U.S. Trade Representative Robert Lighthizer mengatakan pada hari Selasa bahwa AS siap untuk menanadatangani kesepakatan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang baru tanpa Kanada.

AS berencana menandatangani kesepakatan baru NAFTA sebelum Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto meninggalkan posisinya pada 30 September mendatang.

Berbeda dengan Meksiko yang sudah menyetujui kerangka NAFTA yang baru dengan AS, Lighthizer mengatakan bahwa negosiasi dengan Kanada tetap berada dalam fase kebuntuan. Jika Kanada tak kunjung bergabung, maka perjanjian trilateral tersebut akan menjadi sebuah perjanjian bilateral.

Pada pukul 21:00 WIB, data penjualan hunian baru periode Agustus akan diumumkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular