Menguat Sepanjang Hari, IHSG Terpeleset Menjelang Penutupan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 September 2018 16:37
IHSG terpeleset di menit-menit akhir dan ditutup melemah tipis 0,02% ke level 5.873,27.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Menghabiskan mayoritas waktu perdagangan di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terpeleset di menit-menit akhir dan ditutup melemah tipis 0,02% ke level 5.873,27.

IHSG tak berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,39%, indeks Strait Times naik 0,14%, Indeks Shanghai naik 0,92%, dan indeks Hang Seng naik 1,15%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,63 triliun dengan volume sebanyak 10,89 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 374.940 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG turun adalah: PT United Tractors Tbk/UNTR (-3,19%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-3,38%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (-1,69%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (-0,56%), dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk/DSSA (-14,68%).

Koreksi yang sudah terjadi pada perdagangan sebelumnya membuat investor mulai kembali mengambil posisi di bursa saham Benua Kuning. Sayangnya, pelemahan rupiah yang terjadi sepanjang hari membuat IHSG akhirnya turun ke zona merah.

Pada perdagangan hari ini, rupiah sempat melemah hingga ke level Rp 14.940/dolar AS di pasar spot, sebelum akhirnya ditutup menguat 0,1% ke level Rp 14.900/dolar AS.

Selain pelemahan rupiah, masih panasnya perang dagang antara AS dengan China ikut membuat investor melepas saham-saham di tanah air. Berbicara di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (25/9/2018) membela perseteruan dagang yang dialami pemerintahannya.

Ia menegaskan di hadapan para pemimpin dunia bahwa AS akan bertindak berdasarkan kepentingan nasionalnya bila merasa dicurangi.

"Kami tidak lagi menoleransi tindakan kejam seperti itu. Kami tidak akan mengizinkan para pekerja kami menjadi korban, perusahaan kami dicurangi, dan kesejahteraan kami dijarah dan dialihkan," kata Trump dalam pidatonya di markas PBB di New York, CNBC International melaporkan.

Peryataan Trump ini memberi indikasi bahwa dalam waktu dekat, pihaknya tak akan melunak dalam menghadapi perang dagang dengan China. Seperti yang sudah diektahui sebelumnya, China telah resmi membatalkan rencana dialog perdagangan dengan AS.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat (21/9/2018) bahwa kubu China menolak proposal dari AS untuk mengirimkan dua orang delegasinya ke Washington, seperti dikutip dari CNBC International.

Tak hanya dengan China, perang dagang antara AS dengan tetangganya yakni Kanada juga kian panas. U.S. Trade Representative Robert Lighthizer mengatakan pada hari Selasa bahwa AS siap untuk menanadatangani kesepakatan North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang baru tanpa Kanada.

AS berencana menandatangani kesepakatan baru NAFTA sebelum Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto meninggalkan posisinya pada 30 September mendatang.

Berbeda dengan Meksiko yang sudah menyetujui kerangka NAFTA yang baru dengan AS, Lighthizer mengatakan bahwa negosiasi dengan Kanada tetap berada dalam fase kebuntuan. Jika Kanada tak kunjung bergabung, maka perjanjian trilateral tersebut akan menjadi sebuah perjanjian bilateral.

Sisi positifnya, investor asing membukukan beli bersih yang cukup besar, yakni senilai Rp 233,5 miliar. 5 besar saham yang dikoleksi investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 181,7 miliar), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/ROTI (Rp 166,2 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 90,3 miliar), PT Selamat Sempurna Tbk/SMSM (Rp 54,9 miliar), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk/TKIM (43,6 miliar).

Kemungkinan, investor asing kembali mengambil posisi di bursa saham tanah air seiring dengan nilai jual bersih yang sudah kelewat besar sepanjang tahun 2018. Sepanjang tahun ini, nilai jual bersih investor asing telah menembus angka Rp 50 triliun. Nilai jual bersih pada tahun ini terbilang luar biasa besar.

Tim Riset CNBC Indonesia mengumpulkan data aliran modal investor asing di pasar saham secara tahunan melalui IDX Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang berhasil dikumpulkan adalah pada periode 2004-2017. Dalam jangka waktu tersebut, tak sekalipun investor asing mencatatkan jual bersih sebesar yang kita lihat pada tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular