
Rupiah di 10.935/SGD, Nilai Terlemah Baru Vs Dolar Singapura
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 September 2018 11:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menyentuh rekor pelemahan terbarunya terhadap dolar Singapura, menyusul ekspektasi kenaikan suku bunga acuannya dan kenaikan bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Pada Rabu (26/8/2018) pukul 11:30 WIB, SG$ 1 di pasar spot ditransaksikan pada Rp 10.935,33. Rupiah melemah 0,18 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Rekor baru pelemahan rupiah ini melanjutkan posisi terlemahnya sepanjang sejarah yang dicetak kemarin, setelah Departemen Statistik Singapura mengumumkan inflasi Agustus pada 0,7% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya 0,6% pada Juli.
Sementara itu, inflasi inti berada di posisi 1,9% (YoY) atau sama dengan bulan sebelumnya. Rilis data inflasi ini mendorong pasar berspekulasi jika Monetary Authority of Singapore (MAS) akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya.
Sebagai informasi, target inflasi yang ditetapkan MAS hanya berkisar 1%, sementara inflasi inti di kisaran 1%-2%. Variabel inflasi inti lebih dipertimbangkan MAS dalam mengambil kebijakan moneter.
Dengan kondisi variabel tersebut semakin mendekati target, peluang pengetatan kebijakan moneter jilid 2 tahun ini terbuka lebar. Sebelumnya, MAS mengetatkan kebijakan moneternya Maret lalu.
Secara bersamaan, pelaku pasar di Indonesia kurang percaya diri memegang rupiah jelang pengumuman Fed Funds Rate besok. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 0,3% terhadap dolar AS di Rp 14.938.
Dalam sebulan terakhir, rupiah sudah beberapa kali berada di posisi terlemahnya sepanjang sejarah terhadap dolar Singapura. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 11:30 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Rabu (26/8/2018) pukul 11:30 WIB, SG$ 1 di pasar spot ditransaksikan pada Rp 10.935,33. Rupiah melemah 0,18 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Sementara itu, inflasi inti berada di posisi 1,9% (YoY) atau sama dengan bulan sebelumnya. Rilis data inflasi ini mendorong pasar berspekulasi jika Monetary Authority of Singapore (MAS) akan kembali mengetatkan kebijakan moneternya.
Dengan kondisi variabel tersebut semakin mendekati target, peluang pengetatan kebijakan moneter jilid 2 tahun ini terbuka lebar. Sebelumnya, MAS mengetatkan kebijakan moneternya Maret lalu.
Secara bersamaan, pelaku pasar di Indonesia kurang percaya diri memegang rupiah jelang pengumuman Fed Funds Rate besok. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 0,3% terhadap dolar AS di Rp 14.938.
Dalam sebulan terakhir, rupiah sudah beberapa kali berada di posisi terlemahnya sepanjang sejarah terhadap dolar Singapura. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 11:30 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.913,00 | Rp 10.984,00 |
Bank BNI | Rp 11.052,00 | Rp 11.802,00 |
Bank BRI | Rp 10.862,18 | Rp 11.026,80 |
Bank BCA | Rp 10.963,18 | Rp 10.915,18 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular