
Terburuk di Asia, Nilai Tukar Rupiah Terendah Setelah Krismon
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 September 2018 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini. Kondisi ini seiring makin kuatnya aura kenaikan suku bunga acuan di Negeri Paman Sam.
Pada Rabu (26/8/2018) pukul 08:00 WIB, US$ 1 dibuka pada posisi Rp 14.925. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Seiring berjalannya waktu, pelemahan rupiah terus berlanjut.
Hingga pukul 08:35 WIB, US$ 1 berada di posisi Rp 14.940/US$ atau melemah 0,17%. Ini merupakan posisi terlemah sejak depresiasi rupiah yang terjadi saat krisis moneter 1998. Pada 1998, nilai tukar rupiah terendah berada di level Rp 15.250/US$.
Sejalan dengan pelemahan rupiah, pergerakan mata uang di negara kawasan juga bergerak melemah. Berikut data perdagangan sejumlah mata uang Asia di hadapan greenback hingga pukul 08:40 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters:
Pada Rabu (26/8/2018) pukul 08:00 WIB, US$ 1 dibuka pada posisi Rp 14.925. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin. Seiring berjalannya waktu, pelemahan rupiah terus berlanjut.
Hingga pukul 08:35 WIB, US$ 1 berada di posisi Rp 14.940/US$ atau melemah 0,17%. Ini merupakan posisi terlemah sejak depresiasi rupiah yang terjadi saat krisis moneter 1998. Pada 1998, nilai tukar rupiah terendah berada di level Rp 15.250/US$.
Sejalan dengan pelemahan rupiah, pergerakan mata uang di negara kawasan juga bergerak melemah. Berikut data perdagangan sejumlah mata uang Asia di hadapan greenback hingga pukul 08:40 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters:
Jelang pengumuman hasil rapat bulanan The Federal Reserve (The Fed) pada nanti malam waktu AS atau Kamis dini hari Waktu Indonesia, kesaktian dolar AS semakin terasa. Hal ini seiring dengan ekspektasi pasar jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya, setelah pada dua pertemuan sebelumnya cenderung menahan diri.
Untuk kenaikan sendiri, mayoritas pasar memprediksi sebesar 25 basis poin (bps) Ini sejalan dengan prediksi dari Fed Watch yang meyakini hal tersebut dengan tingkat probabilitas mencapai 95%. Perkembangan ekonomi AS yang terus membaik, jadi alasan untuk The Fed kembali menunjukkan sikap agresifnya.
Dua indikator yang biasa digunakan yaitu Personal Consumption Expenditure (PCE) dan tingkat upah rata-rata sudah menunjukkan peningkatan. PCE sendiri pada kuartal II ini telah mencapai angka 2% atau mencapai target yang ditetapkan oleh The Fed.
Sementara untuk upah rata-rata telah meningkat hingga 2,9% Year-on-Year (YoY). Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak Juni tahun 2009. Kondisi ini yang menjadi landasan The Fed untuk tidak lagi menunda kenaikan suku bunga acuan pada nanti malam.
Akibatnya, dolar AS mendapat suntikan tenaga untuk menguat. Dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama menguat 0,06% hingga pukul 08:40 WIB. Penguatan ini berdampak tertekannya mata uang global termasuk rupiah pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Dua indikator yang biasa digunakan yaitu Personal Consumption Expenditure (PCE) dan tingkat upah rata-rata sudah menunjukkan peningkatan. PCE sendiri pada kuartal II ini telah mencapai angka 2% atau mencapai target yang ditetapkan oleh The Fed.
Sementara untuk upah rata-rata telah meningkat hingga 2,9% Year-on-Year (YoY). Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak Juni tahun 2009. Kondisi ini yang menjadi landasan The Fed untuk tidak lagi menunda kenaikan suku bunga acuan pada nanti malam.
Akibatnya, dolar AS mendapat suntikan tenaga untuk menguat. Dolar index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama menguat 0,06% hingga pukul 08:40 WIB. Penguatan ini berdampak tertekannya mata uang global termasuk rupiah pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/hps) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular