Waspada, Posisi Investasi Internasional Indonesia Turun

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
25 September 2018 20:08
Bank Indonesia (BI) baru saja merilis data Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia per kuartal II-2018 yang turun ke posisi US$305,6 miliar
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC IndonesiaBank Indonesia (BI) baru saja merilis data Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia per kuartal II-2018. Pada periode tersebut, PII mencatakan net kewajiban sebesar US$305,6 miliar atau setara 29,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar US$325,6 miliar atau sekitar 31,5% dari PDB.  

Kondisi ini terjadi seiring penurunan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang turun 3,9% Quarter-to-Quaterly (QtQ), atau sebesar US$ 26,1 miliar ke posisi US$ 639,7 miliar.  Penurunan pos investasi langsung dan portofolio menjadi penyebab utama terjadinya hal tersebut. Terutama nnjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pelemahan rupiah yang terjadi.  Sebagai informasi, selama kuartal II-2018, rupiah terdepresiasi hingga 4,11% 



Pos investasi langsung pada periode ini turun sekitar US$10,1 miliar ke posisi US$157,8 atau terendah sejak tahun 2010. Sementara pos investasi portofolio turun US$ 16,2 miliar ke US$229,5 miliar atau terendah sejak kuartal I-2017.  

Sementara dari sisi aset, posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia juga bergerak turun sebesar 1,8% QtQ atau sebesar US$ 6,1 miliar ke US$ 334,1 miliar. Seiring depresiasi rupiah, terjadi pelepasan AFLN dalam bentuk investasi dan cadangan devisa. Per akhir Juni 2018, posisi cadangan devisa turun ke posisi US$119,8 miliar atau berkurang US$6,2 miliar sejak kuartal I-2018.   

"Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada triwulan II-2018 masih tetap sehat. Meski demikian, Bank Indonesia tetap mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian," tulis BI.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural."

TIM RISET CNBC INDONESIA     


(alf/dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular