
Rupiah Bangkit, Tidak Lagi Terlemah di Hadapan SGD
alf, CNBC Indonesia
20 September 2018 09:37

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah tidak lagi di posisi terlemahnya terhadap dolar Singapura pagi ini. Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tidak sepanas yang dibayangkan, sedikit memberikan angin segar bagi pasar keuangan khususnya Indonesia.
Pada Kamis (20/8/2018), pukul 09:09 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.837,47. Rupiah menguat 0,20 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Kemarin, AS resmi mengenakan bea masuk impor sebesar 10% atau senilai US$ 200 miliar kepada produk China. Angka ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 20%. Di sisi lain, AS pun tidak langsung mengenakan bea masuk tambahan senilai 25%. Sikap AS yang belum galak seperti yang dibayangkan, menjadi nilai positif.
Pasar masih mengharapkan AS dan China bisa berunding kembali. Terlebih pada pekan lalu, AS mengirimkan surat undangan kepada Negeri Tirai Bambu untuk merundingkan masalah perdagangan.
Tensi perang dagang yang tidak sepanas seperti yang dibayangkan menjadi alasan investor berani masuk ke pasar saham. Namun dalam hal ini, pasar saham Indonesia lebih diapresiasi. Penyebabnya rilis data penjualan mobil bulan Agustus sebesar 5,1 % Year-on-Year (YoY). Angka ini dicerna oleh pasar sebagai tanda masih kuatnya konsumsi masyarakat, meskipun rupiah sedang melemah.
Pada pukul 09:22 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik hingga 0,83% ke 5.922,58. Sementara Singapore Strait Times Index (STI) hanya naik 0,21%. Kenaikan IHSG juga didorong aksi beli bersih investor asing yang mencapai Rp 65,13 miliar. Kondisi ini disinyalir menjadi sentimen penguatan rupiah terhadap dolar Singapura pagi ini.
Di sisi lain, harga jual dolar Singapura di salah satu bank nasional mulai turun di bawah Rp 10.900/US$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:25 WIB:
Pada Kamis (20/8/2018), pukul 09:09 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.837,47. Rupiah menguat 0,20 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pasar masih mengharapkan AS dan China bisa berunding kembali. Terlebih pada pekan lalu, AS mengirimkan surat undangan kepada Negeri Tirai Bambu untuk merundingkan masalah perdagangan.
Tensi perang dagang yang tidak sepanas seperti yang dibayangkan menjadi alasan investor berani masuk ke pasar saham. Namun dalam hal ini, pasar saham Indonesia lebih diapresiasi. Penyebabnya rilis data penjualan mobil bulan Agustus sebesar 5,1 % Year-on-Year (YoY). Angka ini dicerna oleh pasar sebagai tanda masih kuatnya konsumsi masyarakat, meskipun rupiah sedang melemah.
Pada pukul 09:22 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik hingga 0,83% ke 5.922,58. Sementara Singapore Strait Times Index (STI) hanya naik 0,21%. Kenaikan IHSG juga didorong aksi beli bersih investor asing yang mencapai Rp 65,13 miliar. Kondisi ini disinyalir menjadi sentimen penguatan rupiah terhadap dolar Singapura pagi ini.
Di sisi lain, harga jual dolar Singapura di salah satu bank nasional mulai turun di bawah Rp 10.900/US$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:25 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.630,00 | Rp 10,880,00 |
Bank BNI | Rp 10.717,00 | Rp 10.977,00 |
Bank BRI | Rp 10.779,03 | Rp 10.945,73 |
Bank BCA | Rp 10.672,00 | Rp 10.900,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Most Popular