
Investor Optimistis dengan Perang Dagang, Bursa AS Bisa Naik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 September 2018 18:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini, walaupun dalam rentang yang terbatas. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 25 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 0,1 dan 3 poin.
Eskalasi perang dagang AS-China tak menciutkan minat investor untuk masuk ke bursa saham Negeri Paman Sam. Kini, China telah resmi mengumumkan balasan terhadap kebijakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
China memutuskan untuk membalas dengan membebankan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September.
"China terpaksa untuk merespons kebijakan AS yang proteksionistik. Kami tidak punya pilihan selain merespons dengan bea masuk," tegas pernyataan Kementerian Keuangan China, dikutip dari Reuters.
Ada 5.207 produk AS yang masuk daftar kena bea masuk baru ini, mulai dari gas alam cair (LNG), pesawat terbang, bubuk kakao, sampai sayuran beku.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25% pada akhir tahun ini.
Investor nampak lebih memilih untuk melihat sisi positif dari ronde terbaru perang dagang AS-China. Sikap Trump yang tak langsung mengenakan bea masuk senilai 25% memberikan persepsi bahwa pihak AS terus mencoba untuk membuka ruang negosiasi dengan China.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AS pada minggu lalu telah mengirimkan surat kepada pihak China guna mencoba merencanakan sebuah negosiasi dagang.
Kemudian, aksi balasan dari China hanya menyasar barang-barang impor AS senilai US$ 60 miliar, jauh lebih kecil dari yang disasar oleh AS. Ini juga menandakan bahwa China masih memiliki etikat baik untuk menyelesaikan perang dagang yang terjadi.
Pada pukul 19:30 WIB, data pembangunan hunian baru periode Agustus akan diumumkan. Pada pukul 21:30 WIB, data perubahan cadangan minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 14 Agustus 2018 akan dirilis. Rilis data ini akan secara signifikan mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Eskalasi perang dagang AS-China tak menciutkan minat investor untuk masuk ke bursa saham Negeri Paman Sam. Kini, China telah resmi mengumumkan balasan terhadap kebijakan pengenaan bea masuk baru oleh AS.
China memutuskan untuk membalas dengan membebankan bea masuk 10% untuk importasi produk buatan AS senilai US$ 60 miliar, berlaku mulai 24 September.
Ada 5.207 produk AS yang masuk daftar kena bea masuk baru ini, mulai dari gas alam cair (LNG), pesawat terbang, bubuk kakao, sampai sayuran beku.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk mengenakan bea masuk baru senilai 10% terhadap berbagai produk China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.978 triliun) mulai 24 September 2018. Bea masuk tersebut kemudian akan naik menjadi 25% pada akhir tahun ini.
Investor nampak lebih memilih untuk melihat sisi positif dari ronde terbaru perang dagang AS-China. Sikap Trump yang tak langsung mengenakan bea masuk senilai 25% memberikan persepsi bahwa pihak AS terus mencoba untuk membuka ruang negosiasi dengan China.
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AS pada minggu lalu telah mengirimkan surat kepada pihak China guna mencoba merencanakan sebuah negosiasi dagang.
Kemudian, aksi balasan dari China hanya menyasar barang-barang impor AS senilai US$ 60 miliar, jauh lebih kecil dari yang disasar oleh AS. Ini juga menandakan bahwa China masih memiliki etikat baik untuk menyelesaikan perang dagang yang terjadi.
Pada pukul 19:30 WIB, data pembangunan hunian baru periode Agustus akan diumumkan. Pada pukul 21:30 WIB, data perubahan cadangan minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 14 Agustus 2018 akan dirilis. Rilis data ini akan secara signifikan mempengaruhi harga minyak mentah dunia.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular