Investor Berburu Saham Murah, IHSG Melesat 1,06%

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 September 2018 16:55
Sektor aneka industri meroket 4,9% didorong kenaikan harga saham PT Astra International (ASII) yang melejit 4,9%.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona hijau, naik 61 poin (+1,06%) ke level 5.873 pada perdagangan hari Rabu (19/09/2018). Sektor aneka industri meroket 4,9% didorong kenaikan harga saham PT Astra International (ASII) yang melejit 4,9%.

Nilai transaksi bursa hari ini tercatat sebesar Rp 6,6 triliun dengan volume sebanyak 9,7 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 408.960 kali.

Adapun sektor yang paling memberikan sumbangan poin penguatan bagi IHSG adalah konsumer dan aneka industri, dengan sumbangan poin pengutan bagi indeks masing-masing 17 poin dan 14 poin.

Saham-saham yang paling banyak diburu investor berdasarkan nilainya yakni: PT H.M. Sampoerna Tbk/HMSP (+1,87%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,48%), PT Astra international Tbk/ASII(-5,34%), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+2,04%).

Seiring dengan sentimen-sentimen positif yang ada, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 250 miliar. Saham-saham yang paling banyak diburu investor asing yakni: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 352 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 196 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 112 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 89 miliar).

Data penjualan mobil di pasar nasional dilaporkan mengalami kenaikan dan menjadi salah satu pemicu kenaikan saham aneka industri dan konsumer. Penjualan mobil pada bulan Agustus 2018 tercatat 102.197 unit, naik 5,08% dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu sebanyak 97.245 unit.

Jika dibandingkan dengan bursa saham kawasan Asia lainnya, performa IHSG jelas merupakan yang terburuk: indeks Shanghai naik 1,12%, indeks Nikkei naik 1,08%, indeks Kospi turun 0,07%, indeks Hang Seng naik 1,23% dan indeks SET (Thailand) turun 0,75%.

Bursa - bursa di Asia maupun AS menanggapi keterbukaan Amerika Serikat (AS) yang akan menerapkan bea masuk atas produk impor China senilai $200 miliar, akan dibalas Beijing dengan menambahkan produk impor asal AS senilai US$60 miliar (Rp 893,9 triliun) ke daftar target tarif impor.

AS akan mulai menerapkan tarif impor baru per tanggal 24 September 2018, kemudian berpotensi ditingkatkan menjadi 25% per tanggal 1 Januari 2019. Dapat dipastikan juga bahwa China akan membalas tarif impor tersebut pada tanggal yang sama.

Dikarenakan China tidak membalas sebesar tarif AS yang dikenakan kepadanya. Bursa-bursa asia dan AS menanggapinya dengan melakukan pembelian saham, selain sudah terjadinya penurunan perdagangan sebelumnya akibat belum terlihat titik temunya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular