
Analisis Teknikal
Harga Batu Bara Secara Teknikal Berpeluang Terkikis
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 September 2018 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ICE Newcastle pada kontrak acuan per Selasa (18/09/2018) melemah 0,4% ke US$114,15/metrik ton (MT). Jika dibandingkan dengan posisi awal tahun, harga si Batu Hitam sudah naik 11,2%, penguatan yang menurut kami berpotensi terkikis.
Salah satu penyebabnya adalah tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, yang dapat memberikan energi negatif bagi pergerakan harga batu bara pada masa yang akan datang.
Perang dagang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan memperlambat arus perdagangan, sehingga menekan permintaan energi. Potensi penurunan permintaan ini diterjemahkan dengan koreksi harga pada batu bara, terlebih China sedang kelebihan stok batu bara.
Berdasarkan riliis data China Coal Resources, stok batu bara di enam pembangkit listrik utama China kembali menanjak secara mingguan ke angka 15,4 juta ton, per hari Jumat (14/9/2018). Capaian itu merupakan yang tertinggi sejak Januari 2015.
Sementara itu, impor batu bara China turun nyaris 40% secara mingguan ke 1,98 juta ton per hari Jumat (7/9/2018), yang merupakan level terendah sejak sepekan yang berakhir 6 April, berdasarkan data dari Global Ports.
Bagaimana harga batu bara ke depannya, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap harga batu bara dengan hasil sebagai berikut:
Harga batu bara pada tahun 2018 masih di US$106, kemudian cenderung bergerak turun sejak akhir Februari hingga akhir April, bahkan sempat menyentuh US$92 yang terjadi pada 17 April 2018 seiring perlambatan ekonomi China. Sejak saat itu harganya bangkit hingga menembus US$119 per ton.
Berdasarkan analisis pergerakan harga, batu bara cenderung turun. Ada potensi menembus level penopang harganya pada US$108.
Hal itu terlihat dari pergerakannya yang terus menjauh dengan bergerak di bawah rerata pergerakan harganya selama 5, 10 dan 50 hari (MA, 5. MA 10 dan MA 50), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Kelar Libur Imlek, Harga Batu Bara Dibuka Melemah
Salah satu penyebabnya adalah tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, yang dapat memberikan energi negatif bagi pergerakan harga batu bara pada masa yang akan datang.
Perang dagang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dan memperlambat arus perdagangan, sehingga menekan permintaan energi. Potensi penurunan permintaan ini diterjemahkan dengan koreksi harga pada batu bara, terlebih China sedang kelebihan stok batu bara.
Sementara itu, impor batu bara China turun nyaris 40% secara mingguan ke 1,98 juta ton per hari Jumat (7/9/2018), yang merupakan level terendah sejak sepekan yang berakhir 6 April, berdasarkan data dari Global Ports.
Bagaimana harga batu bara ke depannya, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap harga batu bara dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Berdasarkan analisis pergerakan harga, batu bara cenderung turun. Ada potensi menembus level penopang harganya pada US$108.
Hal itu terlihat dari pergerakannya yang terus menjauh dengan bergerak di bawah rerata pergerakan harganya selama 5, 10 dan 50 hari (MA, 5. MA 10 dan MA 50), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Kelar Libur Imlek, Harga Batu Bara Dibuka Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular