
Hari Ini, Rupiah Diprediksi Rp 14.816/US$ - Rp 14.893/US$
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
19 September 2018 08:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak pada level Rp 14.816 hingga Rp 14.893 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini.
Hal itu disampaikan Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, dengan memperhatikan pula beberapa faktor lain.
Pada perdagangan Selasa (18/9/2018), rupiah menguat 0,2% ke level Rp 14.855 per dolar AS, atau melemah 9,5% sepanjang tahun (year-to-date/ytd). Sementara itu indeks dolar AS (USDX) terkoreksi 0,06% ke level 94,1.
Dari pasar modal, bursa AS pada perdagangan kemarin ditutup menguat. Dow Jones naik 0,71% ke level 24.246,9 dan S&P 500 melaju 0,54% ke level 2.904,3 seiring ketegangan perang dagang AS dan China meningkat.
Dari bursa Eropa, terjadi pergerakan lebih tinggi pada hari yang sama. Bursa Jerman, DAX naik 0,51% dan bursa Prancis CAC 40 menguat 0,28%.
Sementara itu, kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan 0,2% ke level 5.811,8 atau terkoreksi 8,6% sepanjang tahun ini. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 196,8 miliar.
Dengan begitu, total arus modal keluar (capital outflow) sepanjang tahun ini menyentuh Rp 54,4 triliun. Lalu, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun terkoreksi 3,5 bps menjadi 8,4% atau menguat 206,7 bps sepanjang tahun.
(roy/roy) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Hal itu disampaikan Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, dengan memperhatikan pula beberapa faktor lain.
Pada perdagangan Selasa (18/9/2018), rupiah menguat 0,2% ke level Rp 14.855 per dolar AS, atau melemah 9,5% sepanjang tahun (year-to-date/ytd). Sementara itu indeks dolar AS (USDX) terkoreksi 0,06% ke level 94,1.
Sementara itu, kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pelemahan 0,2% ke level 5.811,8 atau terkoreksi 8,6% sepanjang tahun ini. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 196,8 miliar.
Dengan begitu, total arus modal keluar (capital outflow) sepanjang tahun ini menyentuh Rp 54,4 triliun. Lalu, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun terkoreksi 3,5 bps menjadi 8,4% atau menguat 206,7 bps sepanjang tahun.
(roy/roy) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular