
Kemenkeu: Rupiah di Rp 14.900/US$ Sudah Undervalued
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 September 2018 13:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukarĀ rupiah terhadapĀ dolar AS masih tertekan. Pada hari ini, Selasa (18/9/2018) pukul 13:00 WIB, US$ 1 ditransaksikan pada Rp 14.925 di pasar spot.
Mata uang Garuda terhadap dolar Paman Sam melemah 0,37% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Bagi pemerintah, level nilai tukar saat ini sudah undervalued.
"Saat ini, yang kita hadapi di spot rate Rp 14.800/US$ - Rp 14.900/US$. Pemahaman kami, itu angka yang sudah undervalued," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, Selasa (18/9/2018).
Menurut Suahasil, peluang bagi nilai tukar untuk menguat tetap terbuka, mengacu pada posisi nilai tukar riil yang sebenarnya (Real Effective Exchange Rates/REER).
"REER di bawah angka 100, dan terbuka peluang penguatan. Menurut kami terbuka peluang penguatan," katanya.
Meski demikian, pemerintah masih melihat sisi positif dari penguatan dolar AS. Ketika dolar Paman Sam menguat, maka lonjakan impor dalam beberapa bulan terakhir bisa berkurang.
"Kemungkinan besar dengan kurs melemah, impor akan melemah. Tekanan pada neraca pembayaran kita harapkan menurun," tegasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Mata uang Garuda terhadap dolar Paman Sam melemah 0,37% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Bagi pemerintah, level nilai tukar saat ini sudah undervalued.
"Saat ini, yang kita hadapi di spot rate Rp 14.800/US$ - Rp 14.900/US$. Pemahaman kami, itu angka yang sudah undervalued," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara, Selasa (18/9/2018).
![]() |
Menurut Suahasil, peluang bagi nilai tukar untuk menguat tetap terbuka, mengacu pada posisi nilai tukar riil yang sebenarnya (Real Effective Exchange Rates/REER).
Meski demikian, pemerintah masih melihat sisi positif dari penguatan dolar AS. Ketika dolar Paman Sam menguat, maka lonjakan impor dalam beberapa bulan terakhir bisa berkurang.
"Kemungkinan besar dengan kurs melemah, impor akan melemah. Tekanan pada neraca pembayaran kita harapkan menurun," tegasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular