
Penjelasan BI Soal Rupiah: Dari Rp 14.900 ke Rp 14.870/US$
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
17 September 2018 19:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar AS sepanjang perdagangan hari ini melemah hingga menembus level Rp 14.900/US$. Namun, rupiah berhasil ditekan hingga di bawah level tersebut.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan faktor-faktor yang membuat nilai tukar rupiah berhasil ke bawah level Rp 14.900/US$.
"Didukung stabilisasi yang dilakukan BI, serta penjualan valas oleh bank-bank BUMN yang bersumber dari penjualan devisa dari sejumlah eksportir," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Senin (17/9/2018).
Nanang tak memungkiri, pergerakan nilai tukar rupiah sempat melemah dipicu pelemahan mata uang dan indeks saham regional Asia yang bergejolak didorong kekhawatiran isu konflik dagang antara AS vs China.
Ini setelah Presiden AS Donald Trump menginstruksikan pengenaan tarif tambahan untuk produk China senilai US$ 200 miliar, meskipun Sekretaris US Treasury Steven Munchin tengah melakukan negosisasi.
Tak hanya datang dari dinamika global, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh tekanan domestik yang didorong dari pembelian dolar AS oleh nasabah korporasi domestik untuk impor.
"Itu belum tertutupi oleh hasil penjualan devisa oleh eksportir dan arus masuk dana asing yang pada hari ini mencapai Rp 1,1 triliun," katanya.
Meski demikian, Nanang menegaskan, rupiah bukan menjadi satu-satunya mata uang yang melemah. Ada beberapa mata uang negara lain, yang ikut melemah karena faktor global.
"Won Korea melemah 0,89%, Indian Rupee 0,69%, dan rupiah 0,49%, ditutup di Rp 14.870/US$," tegasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan faktor-faktor yang membuat nilai tukar rupiah berhasil ke bawah level Rp 14.900/US$.
"Didukung stabilisasi yang dilakukan BI, serta penjualan valas oleh bank-bank BUMN yang bersumber dari penjualan devisa dari sejumlah eksportir," kata Nanang kepada CNBC Indonesia, Senin (17/9/2018).
![]() |
Nanang tak memungkiri, pergerakan nilai tukar rupiah sempat melemah dipicu pelemahan mata uang dan indeks saham regional Asia yang bergejolak didorong kekhawatiran isu konflik dagang antara AS vs China.
Tak hanya datang dari dinamika global, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh tekanan domestik yang didorong dari pembelian dolar AS oleh nasabah korporasi domestik untuk impor.
Meski demikian, Nanang menegaskan, rupiah bukan menjadi satu-satunya mata uang yang melemah. Ada beberapa mata uang negara lain, yang ikut melemah karena faktor global.
"Won Korea melemah 0,89%, Indian Rupee 0,69%, dan rupiah 0,49%, ditutup di Rp 14.870/US$," tegasnya.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular