Kata Luhut Soal Neraca Perdagangan yang Masih Negatif
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
17 September 2018 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit neraca perdagangan Agustus 2018 mencapai US$ 1,02 miliar. Migas menjadi sektor utama yang menjadi beban neraca perdagangan pada periode itu.
Melihat hal itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai defisit neraca perdagangan masih lebih baik setidaknya dibanding bulan Juli 2018.
"Kalau angka, kita lihat overall total sebenarnya lebih baik sekarang," kata Luhut saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Senin, (17/9/2018).
Dia membandingkan pula defisit neraca migas, yang walau masih defisit namun masih ada perbaikan.
"Memang kita harapkan surplus tapi ternyata minus sedikit, tapi sebenarnya membaik," tambahnya.
Dia mengklaim, berbagai kebijakan seperti perluasan mandatori B20, mendongkrak pariwisata, dan peningkatan TKDN untuk menyelamatkan neraca pembayaran sebenarnya sudah terlihat.
Sementara untuk pelemahan rupiah, dia kembali menegaskan dolar AS yang tengah menguat menjadi alasan utama. Hal tersebut, sulit untuk dihindari banyak negara. Termasuk Indonesia.
"Amerika (AS) punya kebijakan yang menarik dolarnya ke AS. Kami memitigasi, sekarang kita berhasil. Kelihatan memitigasi itu, bagaimana kredibilitas dari Menteri Keuangan dan Gubernur BI melakukan PR-nya. Antara lain fiskal dengan moneter, saya kira dikelola sangat bagus," jelas Luhut.
Sedangkan untuk seluruh kebijakan termasuk mengerem impor, dia sebut akan bisa terasa pada akhir tahun. Bahkan dia yakin, pada tahun mendatang akan terus membaik.
"Kira-kira mungkin akhir tahun, tiap tahun akan lebih bagus karena impor-impor yang tidak perlu kita kurangi. Tapi juga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi kita, sedangkan ekspor kita dorong," sambungnya.
(dru) Next Article Penampakan Markas Tesla, Tempat Luhut & Elon Musk Meet Up
Melihat hal itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai defisit neraca perdagangan masih lebih baik setidaknya dibanding bulan Juli 2018.
"Kalau angka, kita lihat overall total sebenarnya lebih baik sekarang," kata Luhut saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Senin, (17/9/2018).
"Memang kita harapkan surplus tapi ternyata minus sedikit, tapi sebenarnya membaik," tambahnya.
![]() |
Dia mengklaim, berbagai kebijakan seperti perluasan mandatori B20, mendongkrak pariwisata, dan peningkatan TKDN untuk menyelamatkan neraca pembayaran sebenarnya sudah terlihat.
Sementara untuk pelemahan rupiah, dia kembali menegaskan dolar AS yang tengah menguat menjadi alasan utama. Hal tersebut, sulit untuk dihindari banyak negara. Termasuk Indonesia.
"Amerika (AS) punya kebijakan yang menarik dolarnya ke AS. Kami memitigasi, sekarang kita berhasil. Kelihatan memitigasi itu, bagaimana kredibilitas dari Menteri Keuangan dan Gubernur BI melakukan PR-nya. Antara lain fiskal dengan moneter, saya kira dikelola sangat bagus," jelas Luhut.
Sedangkan untuk seluruh kebijakan termasuk mengerem impor, dia sebut akan bisa terasa pada akhir tahun. Bahkan dia yakin, pada tahun mendatang akan terus membaik.
"Kira-kira mungkin akhir tahun, tiap tahun akan lebih bagus karena impor-impor yang tidak perlu kita kurangi. Tapi juga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi kita, sedangkan ekspor kita dorong," sambungnya.
(dru) Next Article Penampakan Markas Tesla, Tempat Luhut & Elon Musk Meet Up
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular